Teknik coaching juga kita bisa gunakan dalam menghadapi situasi sulit dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, kita menghadapi situasi yang beragam dari murid dalam satu kelas.Â
Ada murid yang cepat alam memahami materi, ada yang sedang, dan ada juga yang lambat atau membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, kita juga menghadapi murid dengan beragam karakter dan juga minat.Â
Oleh karena itu, teknik coaching bisa kita gunakan saat kita menemukan masalah dalam pembelajaran berdiferensiasi. Coaching bisa membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot terkait permasalahan yang dihadapi guru (coachee). Misalnya, seorang guru menghadapi situasi sulit saat ada murid yang lambat dalam belajar.Â
Apa yang harus dilakukan oleh guru (coachee), maka guru tersebut bisa mengajak guru lain untuk berdiskusi atau berperan sebagai coach. Berdasarkan obrolan tersebut, boleh jadi akan menghasilkan ide yang menarik untuk mengatasi murid yang mengalami keterlambatan dalam menyerap materi yang diajarkan oleh guru.
Jika coaching dikatikan dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran, rasanya teknik coaching sangat relevan dengan pendidikan saat ini yang lebih menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru bisa memainkan peran sebagai coach dalam pembelajaran di kelas, dan semua murid adalah coachee.Â
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di kelas, guru bisa menjalankan alur TIRTA dalam menghadapi murid yang sedang menghadapi permasalahan di kelas. Jika coaching bisa kita terapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan baik, saya yakin bahwa pembelajaran akan lebih hangat, menarik, dan berkualitas karena benar-benar melibatkan murid dalam setiap alur pembelajaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI