Dari sini, maka bisa dipastikan bahwa setiap murid memiliki kodrat alam yang berbeda-beda, tugas guru membimbing untuk menguatkan potensi tersebut. Patut disayangkan jika seorang murid memiliki potensi yang unggul dalam bidang atletik, namun tidak diberi ruang dan fasilitas untuk berkembang. Begitu pula, seorang murid yang memiliki potensi seni rupa, namun guru mengabaikannya dan lebih mementingkan nilai-nilai mata pelajaran utama seperti matematika, IPA, dan sebagainya. Dampaknya, potensi anak alih-alih berkembang, justru akan layu sebelum berkembang. Inilah yang harus dihindari.
***
Mempelajari pandangan-pandangan KHD seperti menarik kita pada masa lalu dan kita dibuat kagum dengan pemikiran KHD yang tak lekang oleh perubahan zaman. Pandangan-pandangan KHD telah mengoyak alam pikir saya selama ini yang mungkin terlalu jumawa. Ada beberapa poin penting yang mengubah pandangan saya.Â
Pertama, tugas utama guru adalah menuntun, membimbing murid untuk mengembangkan setiap potensi yang ia miliki. Guru tidak sekadar menyampaikan/transfer ilmu pengetahuan begitu saja lalu menganggap itu selesai. Guru mesti memastikan apa yang disampaikan menyentuh potensi-potensi yang murid miliki dan membimbing potensi itu bisa berkembang.Â
Kedua, setiap murid memiliki potensi yang unik dan berbeda-beda, mereka bukan kertas kosong, namun sudah tampak samar-samar potensi dari diri mereka. Maka targert utama bukan terletak pada selesainya materi, melainkan manakala murid mampu menunjukkan potensinya.Â
Ketiga, semua murid adalah baik, mereka memiliki potensi yang sama untuk berkembang bersama dengan temen-teman yang lainnya. Segingga sebagai guru sudah tidak elok jika menyebut murid dengan sebutan-sebutan "naka", "bodoh", dan sebagainya. Keempat, guru mesti menghamba kepada murid, melayani murid dengan sepenuh hati, meninggikan derajatnya, dan menjadi penuntun murid yang baik.
***
Pandangan hanya akan menjadi dokumen semata manakala tanpa diikuti langkah konkret di lapangan. Beberapa langkah yang bisa diterapkan di dalam kelas sebagai implementasi KHD: (1) melakukan wawancara dengan murid untuk menggali potensi, minat, dan bakat murid. (2) menerapkan model pembelajaran yang menenkan setiap murid untuk bisa aktif dan kreatif. (3) mengubah desain pembelajaran dengan lebih menekankan potensi dan kegemaran murid pada satu bidang. (4) mendesain pembelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan. (5) rutin melakukan refleksi untuk menerima umpan balik dari murid agar pembelajaran dapat disempurnakan menjadi lebih baik dan berpihak kepada murid.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H