Akhirnya, teringat jelas saya dan adek saya membagi tugas. Kita harus nonton dan kita harus jualan juga.
Akhirnya, kita gantian, berganti menjaga jualan dan berganti untuk menonton. Patokannya sederhana masa itu, dua kali iklan kita ganti peran, satu menonton dan satu jualan, sebalinya 2 iklan kedepan berganti, yang satu jualan dan satu menonton, hingga mama pulang dari gereja sekitar jam 12 - jam 1 an.
Hari-hari dalam kehidupan itu mengajarkan perjuangan dan pergulatan dalam hidup seperti itu.
Secara prinsip tentang bahasan diawal memang tidak dipahami, tetapi sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisah dari praktek sehari-hari.
Menutup cerita di atas, tidak mengingat persis kapan itu dimulai dan kapan berakhir, tetapi yang nyata dan pasti kehidupan di masa kecil dan masa sekolah dasar.Ibu Basaria Simbolon sekaligus tante kalau diluar sekolah, mungkin mengingat sedikit dan jadi saksi hidup cerita penjualan pisang tersebut, *kalau tidak salah ingat bersama Alm. Ibu Saragih dari Parapat, Ibu Sitanggang dan lainnya.
Cerita itu sudah lama, tetapi itu membekas dan menata karakter dan kedirian menjalani kedewasaan, ""Sekiranya menjadi orang yang takut akan Tuhan, menghormati mama, mencintai sesama dan berkarya bagi masyarakat dn menjadi berkat bagi orang banyak ditengah-tengah bangsa"", menjadi doa yang selalu dipanjatkan kepada yang Ilahi.