Mohon tunggu...
Mardin kadir
Mardin kadir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Adm Negara di Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Rabbi zidni ilman warzugni fahman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gotong-Royong Ruh Pancasila

2 Juni 2020   00:22 Diperbarui: 2 Juni 2020   13:13 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila sebagaimana tertera dalam keputusan presiden no. 24 tahun 2016 silam. 

Hemat penulis ibarat ibu yang mau melahirkan, pidato bung karno 1 Juni 1945 barulah pembukaan awal. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila itu lahir.

Namun penetapan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila adalah hak preogratif presiden. Sebagaimana pada tanggal 18 Agustus 1945 Di tetapkan sebagai hari Konstitusi berdasarkan Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2008. Pada Masa Orde Baru hari kesaktian pancasila di peringati pada tanggal 1 Oktober.

***

Beranda media sosial ramai dengan ucapan selamat harla pancasila. "Pancasila dalam tindakan gotong- royong menuju Indonesia maju" menjadi tema utama di peringatan hari lahirnya pancasila ditahun ini.

Untuk mewujudkan tema tersebut kita harus menelanjangi pemikiran panitia 9 yang telah melahirkan UUD dan Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945 silam sekaligus menjadi kado ulang tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Bungkarno dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945 mengatakan " Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama."

***
Gotong-royong dapat terjadi apabila manusia dan lingkunganya itu harmonis, namun apabila yang terjadi sebaliknya maka yang akan terjadi bukanlah gotong-royong melainkan gontok-gontokan.

Dari tema tersebut di atas dapat kita bersepakat bahwa gotong-royong telah pudar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Kenapa gotong-royong mulai pudar ? Padahal negeri ini merdeka karnena hasil gotong-royong, negeri ini dapat mempertahankan kemerdekaannya pasca proklamasi  17 Agustus 1945 karena gotong-royong, berhasil menumbangkan pembrontakan PKI, dan menurunkan Soeharto dari tahtanya yang telah diduduki selama 32 tahun juga karena gotong-royong. Gotong-royong pudar dikarenakan rakyat perlahan dipisahkan dari bumi yang ada di bawah kakinya.  

Menjadikan rakyat asing di negeri sendiri dengan cara menjadikan kebijakan sebagai zombi yang menghantui rakyat adalah salah satu bentuk pemisahan rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya. Maka dari itu kebijakan publik seyogyanya dibuat untuk membijaksanakan publik bukan untuk menghukum publik.

***
Bagaimanakah cara pemerintah memunculkan kembali tindakan gotong-royong dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Jawabanya adalah pemerintah harus memerdekakan hati rakyat dengan cara mengamalkan lagu Indonesia Raya. "Bangunlah Jiwanya". "Bangunlah Badanya". "Untuk Indonesia Raya". Agar "Rakyat Adil Makmur Sentosa" menjadi "Pribadi bangsaku" Seperti yang ada di Lagu Garuda Pancasila.

Dengan memerdekakan hati rakyat maka nasionalisme akan menjadi kuat melekat di hati rakyat.

Apabila pemerintah mengamalkan hal tersebut di atas yakin dan percaya,  mewujudkan Indonesia maju bukanlah hal yang mustahil. Dan kesenjangan sosial di tengah masyarakat akan menjadi Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Apabila hal tersebut tidak dapat di diamalkan pemerintah, maka hal yang harus dilakukan rakyat agar tidak terpisah dari bumi yang ada di bawah kakinya telah tertera di lirik terakhir lagu garuda pancasila:
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju.

*Penulis: Mardin (Mahaswa Prodi Ilmu Adm. Negara Universitas Dayanu Ikhsanuddin.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun