Mohon tunggu...
Mardin kadir
Mardin kadir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Adm Negara di Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Rabbi zidni ilman warzugni fahman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gotong-Royong Ruh Pancasila

2 Juni 2020   00:22 Diperbarui: 2 Juni 2020   13:13 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadikan rakyat asing di negeri sendiri dengan cara menjadikan kebijakan sebagai zombi yang menghantui rakyat adalah salah satu bentuk pemisahan rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya. Maka dari itu kebijakan publik seyogyanya dibuat untuk membijaksanakan publik bukan untuk menghukum publik.

***
Bagaimanakah cara pemerintah memunculkan kembali tindakan gotong-royong dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Jawabanya adalah pemerintah harus memerdekakan hati rakyat dengan cara mengamalkan lagu Indonesia Raya. "Bangunlah Jiwanya". "Bangunlah Badanya". "Untuk Indonesia Raya". Agar "Rakyat Adil Makmur Sentosa" menjadi "Pribadi bangsaku" Seperti yang ada di Lagu Garuda Pancasila.

Dengan memerdekakan hati rakyat maka nasionalisme akan menjadi kuat melekat di hati rakyat.

Apabila pemerintah mengamalkan hal tersebut di atas yakin dan percaya,  mewujudkan Indonesia maju bukanlah hal yang mustahil. Dan kesenjangan sosial di tengah masyarakat akan menjadi Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Apabila hal tersebut tidak dapat di diamalkan pemerintah, maka hal yang harus dilakukan rakyat agar tidak terpisah dari bumi yang ada di bawah kakinya telah tertera di lirik terakhir lagu garuda pancasila:
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju.

*Penulis: Mardin (Mahaswa Prodi Ilmu Adm. Negara Universitas Dayanu Ikhsanuddin.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun