Mohon tunggu...
Mardiana Hayati
Mardiana Hayati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog kemarin sore, yang terus belajar supaya makin kece :)

Hai, nama saya Dian! Psikolog yang bekerja di RSUP Fatmawati, Jakarta. Suka ngobrol dan menulis. Yuk, kenalan dengan saya! Add ig @mardiana_hayati_solehah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Anak Terlalu Menggandrungi Idolanya, Orangtua Harus Bagaimana?

15 Oktober 2020   14:38 Diperbarui: 19 Oktober 2020   20:07 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak gemar idolanya (Sumber: stmedia.startribune.com)

Seorang ibu paruh baya (sebut saja Bu Siti) terbangun dari tidur siangnya saat mendengar suara kencang dari kamar anaknya. Saat membuka pintu kamar Santi, putrinya, Bu Siti terkejut melihat putrinya bernyanyi dan nge-rap dalam bahasa yang tidak ia mengerti dengan keras, sampai rasanya bisa membangkitkan orang mati. Tak lupa sembari berjoget meliuk-liuk bagai ulet keket. Bu Siti membatin, apa anakku kesurupan?

Tidak kok, Bu Siti. Santi sedang ngidol saja :)

Para ayah-bunda, adakah yang mengalami hal yang serupa dengan Bu Siti? Adakah yang sedang bingung karena perilaku buah hati yang sedang menjelang remaja sering kali menggandrungi idolanya?

Sepanjang waktu terus mendengarkan lagu-lagu idolanya, menonton YouTube tentang idolanya (bahkan sering kali sambil cekikikan menontonnya), dan mengumpulkan pernak-pernik idolanya. 

Selain itu, ananda juga tidak berhenti membicarakan idolanya dengan teman-teman sekolah. Ananda jadi sering lalai belajar, lupa mengerjakan tugas-tugasnya, dan sepanjang hari sukanya pegang gadget melulu. 

Ayah-bunda juga khawatir idola anak membawa pengaruh buruk, dari lagunya yang isinya makian, konten provokatif, maupun video-video musik idola ananda yang membuat ayah-bunda ingin beristigfar, karena nampak seronok dan menggoda. 

Ayah-bunda sudah sering memberitahu, bahkan memarahi. Tapi ananda malah balik marah, mengatakan ayah-bunda kuno, nggak keren, dan nggak ngertiin si anak. Padahal ayah-bunda merasa was-was, tapi ananda malah salah paham. 

Yuk, ayah-bunda, kita coba bahas beberapa siasat untuk menyikapi ananda yang sedang ngidol....

Semua orang ngidol pada masanya

Saat ini, ayah-bunda sudah berumur lebih tua, tapi pasti pernah merasakan jadi remaja kan! Pasti saat remaja, ayah-bunda pernah mengidolakan artis tertentu (dan pastinya diomeli juga oleh orangtua ayah-bunda saat itu). Semua orang pernah ngidol, terutama di masa remaja. Coba diingat-ingat lagi siapa idola ayah-bunda saat remaja dulu!

blackpink-3-5f87fc2cd541df3a941fe2d2.jpg
blackpink-3-5f87fc2cd541df3a941fe2d2.jpg

Remaja butuh sosok idaman untuk mereka panuti, maka mereka mudah untuk mengidolakan artis yang menampilkan citra diri positif di media. Remaja juga sedang proses memperkuat identitas diri mereka dengan mengetahui kesukaan serta tergabung dalam fandom tertentu, sesuai dengan tugas perkembangan mereka, yaitu pembentukan identitas (Santrock, 2002). 

Dengan tergabung dalam fandom, remaja juga merasa memiliki keterikatan dengan teman-temannya yang sama-sama menyukai idola tertentu (Lacasa dkk, 2017). Oleh karena itu, mengertilah bahwa ngidol adalah hal yang wajar terjadi pada usia remaja, dan akan berkurang seiring bertambahnya usia.

Jangan malah mengatakan ananda buang-buang waktu, buang-buang uang, dll, karena idolanya. Ananda pasti akan ngamuk kalau dibilang seperti itu, karena merasa tidak dimengerti. 

Berikan kesempatan ananda untuk ngidol selama masih dalam perilaku yang wajar, seperti menonton video musik, mengumpulkan pernak-pernik idolanya, atau menyanyikan lagu idolanya.

Walaupun begitu, ayah-bunda perlu menerapkan aturan yang tegas mengenai waktu ngidol, misalnya setelah menyelesaikan PR maupun tanggung jawab ananda yang lain. 

Ayah-bunda boleh kok menahan tidak memberikan kuota atau mengubah password wifi, sehingga ananda tidak bisa ngidol, bila ananda mangkir dari tugas-tugasnya. Ayah-bunda juga bisa menyita gadget ananda sampai Ananda mematuhi aturan dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

Kenali idola anakmu

Ayah-bunda bisa jadi punya selera yang berbeda dengan anak-anakmu, tapi tidak lantas bahwa selera ananda itu jelek. Dari pada ngomel tentang musik zaman sekarang yang tidak jelas, mengejek idola anak yang kurang macho, tayangan dianggap cemen, dll, coba deh sesekali ayah-bunda mengenali idola anakmu. 

Ayah-bunda tidak harus menyukai idola ananda, tapi setidaknya bisa mengetahui kenapa lagu-lagu Billie Elilish bisa sangat disukai anak-anak jaman now, bisa tahu siapa itu BTS, Blackpink, EXO, dll, dan bisa menjadikan topik idola untuk membuka obrolan dengan ananda.

Saat ayah-bunda menaruh perhatian pada apa yang disukai ananda, mereka akan lebih mudah terbuka untuk bercerita pada ayah-bunda. Bukan hanya terkait idola, tapi juga hal-hal lain yang lebih personal. Dengan begitu, ayah-bunda bisa menjalin relasi yang lebih hangat dengan anak-anak.

Dampingi selama ngidol

Dari pada melarang lalu ananda malah mencuri-curi kesempatan, akan lebih baik bila ayah-bunda mendampingi selama ananda menikmati tayangan idolanya. 

Ayah-bunda bisa menanyakan pikiran dan perasaan ananda selama mendengarkan lagu-lagu idolanya maupun menonton video musik serta tayangan-tayangan yang memuat idola ananda.

 Idolaku, semangatku

Jangan langsung menghakimi idola ananda dari penampilan luarnya ya, tapi coba yuk menggali aspek positif yang bisa ditanamkan pada ananda, terkait idolanya. 

Seperti BTS yang mengkampanyekan gerakan untuk Love Yourself, Demi Lovato yang berhasil mengatasi depresi dan aktif berkampanye melawan body shaming, Taylor Swift yang mengubah patah hatinya menjadi lagu, artis-artis K-Pop yang berjuang untuk bisa debut, serta berbagai aksi-aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh para idola. 

Ayah-bunda bisa menggunakan aspek positif tersebut untuk menyemangati ananda agar mencontoh perilaku baik idolanya. Saat ananda mulai malas-malasan mengerjakan PR, bisa banget loh ayah-bunda bilang,

“Ayo, kata RM kan ARMY harus rajin belajaaaarrrr”

Selain itu, ayah-bunda juga bisa menggunakan idola untuk memotivasi anak dalam belajar, seperti menambah uang saku untuk membeli merchandise bila nilai ujiannya naik, membelikan perangkat audio yang lebih bagus bila ananda lulus skripsi tepat waktu, dll. Ananda pasti akan lebih bersemangat demi idolanya!

Ngidol Bersama 

Setiap orang bisa punya kesukaan yang berbeda. Demikian juga orangtua dan anak. Dari pada membanding-bandingkan idola ayah-bunda dengan idola ananda, yang beda zaman dan beda selera, lebih baik ngidol bersama. 

Ayah-bunda bisa kenalkan kerennya Bon Jovi, Prince, atau enaknya lagu-lagu Kahitna, tapi juga jangan malu untuk bergoyang dengan lagu-lagu BTS maupun Blackpink bersama ananda. Jadi orangtua itu tidak harus kaku kok! Have fun! :)

Sumber referensi :

  1. Lacasa, P, dkk. 2017. Teenagers, Fandom, and Identity. Persona Studies Vol 3 : 51-65. Diunduh dari :
  2. Teenagers Fandom and Identity
  3. Santrock, J.W. 2002. Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun