Mardhayanti (221120066)
Universitas Muhammadiyah Palopo
E-mail : mardhayanti2@gmail.com
          adil@umpalopo.ac.id
ABSTRAK
PT. Perkebunan Nusantara VII adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan dan melakukan usaha di bidang pembenihan tanaman, pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan penjualan hasil perkebunan. Produksi teh adalah salah satunya. Produksi teh membutuhkan beberapa tahapan untuk menghasilkan teh yang siap untuk didistribusikan, namun masalah sering muncul selama proses ini, mengurangi jumlah bahan baku yang dibutuhkan. Kurangnya mekanisme yang menghubungkan berbagai kementerian untuk mencegah keterlambatan pengiriman produk yang disebabkan oleh masalah yang muncul selama proses produksi menjadi masalah lain yang terungkap. Untuk memverifikasi jumlah barang yang diproduksi, kepala departemen produksi juga harus melakukan inspeksi langsung ke masing-masing departemen, yang memperumit pekerjaannya. Kami membutuhkan strategi, taktik, dan operasi melalui pembuatan sistem informasi yang saling berhubungan untuk mendukung dan meningkatkan proses produksi.Secara khusus, menciptakan sistem yang mengurangi keterlambatan pengiriman dengan memanfaatkan ide supply chain management (SCM).
Kata Kunci : Sistem; Produksi Teh; Management Rantai Pasok; SCM
PENDAHULUAN
PT. Perkebunan Nusantara VII adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan dan melakukan usaha di bidang pembenihan tanaman, pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan penjualan hasil perkebunan. Produk Industri primer PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) meliputi teh, karet, kelapa sawit, kina sebagai produk pendukung, dan pengembangan buah-buahan yang dimulai pada tahun 2012. Agrowisata dan Industri Hilir Teh (IHT) merupakan dua unit Non Kebun yang PT Perkebunan Nusantara VIII kini menangani di 11 kabupaten/kota di Jawa Barat dan 2 kabupaten di Provinsi Banten. Meskipun, dalam Komoditi teh tersebut akan dijadikan sebagai obyek penelitian kajian tersebut. penyelidikan ini ke dalam pembuatan teh. Teh hitam adalah teh olahan.
Alur produksi dimulai dari Pemasok yang merupakan petani atau kelompok tani, baik yang dipekerjakan oleh perusahaan maupun tidak, dan kemudian dialihkan ke perusahaan produksi untuk diproses. Proses penerimaan bahan baku pucuk, pelayuan yang berfungsi untuk melayukan teh, dilanjutkan dengan proses penggilingan, proses oksidasi enzim, proses pengeringan, proses penyaringan atau sortasi, proses pengepakan, dan proses uji mutu merupakan proses awal yang harus dilakukan pada saat mengolah teh. hingga siap untuk dikemas sebagai produk dan dikirim ke distributor, yang selanjutnya akan mendistribusikannya ke toko atau pengecer hingga sampai ke tangan konsumen. Arus produk, arus informasi, dan arus biaya yang dalam proses ini semuanya dapat digunakan untuk menghitung biaya produksi, yang mengikuti arus produk dari hulu ke hilir.
Proses manufaktur akan dilakukan berulang-ulang untuk menutupi target produksi agar dapat mencapai target karena sering terjadi kesalahan selama proses produksi sehingga menghasilkan barang cacat yang dibuat tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai pada akhir proses produksi. Namun karena membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai target slogan, hal ini menyebabkan keterlambatan pengiriman produk. Selain itu, karena harga pokok produksi masih dihitung secara manual, sering terjadi selisih angka tersebut. Selain itu, kepala produksi harus melakukan pengecekan langsung ke setiap departemen yang tidak berdekatan untuk mengetahui jumlah barang yang diproduksi, yang membatasi kemampuannya dalam melakukan pekerjaannya karena sistem yang tidak terhubung antar departemen, yang mencegah laporan produksi memenuhi tujuan yang telah ditentukan pada akhir proses produksi.