" mengapa IQ orang China saat itu rendah atau sama dengan Gorilla ?
" Karena sistem pendidikannya yang lebih kepada standar dan hafalan. Itu metode pendidikan untuk Hewan. Kalau sistem Pendidikan dengan metode tematik akan membuat Kecerdasan orang berkembang. "
Deng membuat keputusan Revolusioner dalam sistem Pendidikan Nasional China, yaitu menghapus sistem pendidikan hafalan dan menghapus standardisasi metode pengajaran. Semua kembali kepada lokal. Dengan sIstem seperti itu, bisa dibedakan antara kemampuan dan pengetahuan.  Artinya China tidak mendidik orang mendapatkan pengetahuan di Sekolah, tapi mendidik mereka memiliki kemampuan atas apa yang mereka ingin capai. Metodenya ?.  Tematik, model Pembelajaran terpadu menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Kini IQ rata rata orang China 105 sama dengan  rata- rata  orang Jepang, tapi masih  di bawah rata-rata  orang Korea (106) dan  Singapura (108). Data dari World Populatiom Review menyebutkan bahwa tingkat IQ orang Indonesia  di posisi di peringkat  80 dunia dengan rata-rata IQ sebesar 85. Jadi sama dengan Koko, Gorilla yang memiliki IQ antara  75 sampai 95.
Bila pendidikan di China menghapus sistem  pendidikan hafalan dan menghapus standardisasi metode pengajaran,  di  Kanada pembelajaran disesuaikan dengan ketertarikan dan kebutuhan siswa serta melibatkan pembelajaran berbasis pengalaman melalui proyek masyarakat di samping meningkatkan perangkat digital. Pendidikan di Finlandia juga terkenal hebat. Di Finlandia tidak ada ujian standar nasional. Tiap anak belajar secara personal sehingga anak membuka potensi dirinya sendiri. Pembelajaran anak dinilai dari  berbagai metode kualitatif.
Dengan  kurikulum paradigma baru di Indonesia kita berharap  siswa dapat  diperkuat dengan literasi dan numerasi. Disamping itu, perlu  perubahan didaktik, dari menjejali siswa dengan banyak materi kepada belajar secara mandiri. Guru bertindak sebagai fasilitator dan fokus pada pengembangan karakter dan penanaman rasa senang belajar. Pembelajaran berorientasi pada siswa dengan memanfaatkan teknologi. Pengajaran berdasarkan level kemampuan siswa atau kurikulum berdasarkan kompetensi. Dan guru berkualitas melahirkan siswa cerdas.
Kemampuan  memecahkan masalah sebagai keterampilan inti  adalah keterampilan yang  paling dicari di  masa mendatang. Itu hanya bisa diperoleh dengan tingkat kecerdasan atau IQ yang memadai (tidak sama dengan IQ Gorila).  SDM unggul yang dibutuhkan di masa depan  tidak bisa diciptakan  dengan metode pembelajaran yang dibentuk berdasarkan  tren masa lalu (Kurikulum 2013).  Pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai,dan kemampuan inti  siswa  perlu dikembangkan agar Indonesia dapat maju dan sejahtera pada tahun 2030.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H