Siang tadi saya memutuskan untuk melaporkan SPT tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu yang berada di Jalan TB Simtupang, Jakarta Selatan. Saya tiba jam 12 WIB, kebetulan waktu para PNS itu istirahat.
Saat akan mengambil formulir SPT, saya melihat ada formulir EFIN, alias pelayanan pajak secara elektronik. Karena merasa layanan itu lebih praktis, saya pun memutuskan untuk mendaftarkan diri.
Setelah formulir saya isi dan syarat-syarat berupa copy KTP dan NPWP saya penuhi, saya pun meletakan formulir dan persyaratannya di loket antrean. Setelah sekitar 1 jam-an atau sekitar pukul 14.00 WIB nama saya pun dipanggil oleh pria petugas pajak di loket.
Saya cukup senang karena sang petugas ramah dan melayani. Dalam pikiran saya, cap 'jutek' PNS bagian pelayanan yang selama ini melekat sepertinya sudah tak lagi berlaku.
Setelah selesai dan saya mendapat Id EFIN, petugas itu menyuruh saya naik ke lantai 6 untuk diajari bagaimana caranya menggunakan layanan pajak secara online tersebut. Saya pun mengikuti arahannya. Naiklah saya ke lantai 6.
Di sana saya masuk ke sebuah ruangan luas yang banyak pegawainya. Ruangan cuma dipisahkan dengan sekat-sekat meja dan komputer. Saya pun bingung di mana bagian pelayanan yang bertugas untuk mengajari penggunaan pajak online.
Kebetulan di sebelah kiri setelah pintu masuk, ada seorang ibu sedang duduk di depan komputer. Saya ingat ibu itu waktu di lantai bawah juga mendaftar EFIN. Di sebelahnya ada seorang perempuan mungkin sekitar umur 30-an dan ada 2 orang pria yg juga sedang duduk di depan komputer.
Karena pepatah bilang "Malu bertanya sesat di jalan", saya pun memutuskan bertanya kepada ibu itu.
"Maaf ibu, apa ini layanan EFIN?" Ibu itu lantas mengiyakannya.
Wanita yang duduk di samping ibu itu lantas bertanya ke saya, "Kenapa?"
Karena saya tak tahu dia siapa, saya pun bilang "Apa ini layanan E-FIN?"
Dia kembali menjawab "Kenapa?" Tapi kali ini dengan nada jutek, galak dan suara keras.
Saya pun kaget. Saya tak tahu dia siapa. Saya lantas bilang ke dia mau ke layanan E-FIN karena saya disuruh ke lantai 6 oleh petugas di bawah.
Dia lantas bertanya dengan nada jutek, galak, dan tak bersahabat, apakah saya membawa kelengkapan SPT dari kantor? Saya pun mengiyakan.
Lantas dia bilang ke saya, "Antre pak. Yang lain juga antre," katanya kembali dengan nada jutek, galak dan tak bersahabat.
Ternyata dia adalah si petugas pajak yang betugas mengajari soal penggunaan pajak online. Sontak saja pikiran saya sebelumnya soal PNS tak 'jutek' seperti dulu langsung buyar dari kepala saya.
Saya juga tak tahu perempuan berjilbab itu adalah si petugas pajak yang bertugas mengajari soal layanan pajak online. Sebab, saya tak melihat id card yg biasa digunakan para pegawai pajak. Jadi saya pikir dia adalah orang yang sama dengan saya hendak mendapat penyuluhan soal penggunaan pajak online.
Jujur saya kesal mendengar perkataan jutek n bernada mengomeli dari pegawai pajak itu. Saya hampir membentaknya balik. Tapi urung saya lakukan. Kenapa? Saya merasa tak elok karena di situ ada 3 orang tua.
Setelah sekitar 10 menit menunggu, saya memutuskan untuk pergi. Bukan karena tak mau antre, tapi karena saya sudah tak punya moed yang enak di situ.
Di sela-sela kesibukan yang saya miliki, saya masih berupaya menaati seruan pemerintah untuk melaporkan SPT. Saya juga berupaya menyukseskan penggunaan pajak online oleh pemerintah dengan mendaftarkan diri di EFIN.
Tapi petugas pajak perempuan yang berkata penuh dengan kejutekan, suara keras dan tak bersahabat itu membuat saya tak berselera lagi.
Padahal dia harusnya bersyukur jika WNI sadar soal pajak. Karena dia sebagai PNS dibayar dari hasil pajak. Saya karyawan swasta. Saya tak dibayar dari hasil pajak.
Jika pun dia merasa tak suka dengan pekerjaannya yg mungkin melelahkan itu, kenapa tidak mundur saja (resign)? Toh masih banyak rakyat Indonesia yang butuh pekerjaan dan pastinya bisa lebih bersikap lebih baik ketimbangnya.
Bukan saya berharap dibaik-baikin oleh pegawai pajak dll. Bukan. Saya cuma menuntut kesopanan dari kalian.
Saya datang ke kantor pajak menandakan kesadaran saya untuk melapor SPT dan membuat E-FIN. Tapi jika sikap jutek n perkataan keras yang saya nilai tak sopan yang saya dapat, kecewalah saya.
Usul saya, jika Anda tak suka melayani jangan jadi PNS. Karena PNS dibayar dari uangg negara yang mayoritas adalah hasil pajak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H