"Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan" - Bung Tomo
Sejak dahulu, Indonesia sudah menjadi suatu daerah yang sangat beragam. Dari masa-masa kerajaan Islam maupun masa-masa kerajaan Hindu-Buddha, Indonesia sudah memiliki banyak sekali budaya-budaya dan adat istiadat yang beragam. Sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus, 1945, perbedaan tersebut menjadi suatu kebanggaan untuk negara Indonesia. Sebagai negara yang sangat beragam, Indonesia tetap bersatu dan mewujudkan sikap berintegrasi.
Definisi integrasi menurut Widjaja dalam buku Strategi Implementasi Kebijakan Kuliah Daring Masa Pandemi Covid-19 dengan Menerapkan Teknologi Digital Dalam Proses Pembelajaran PKN di Universitas Sriwijaya oleh Ermanovida dkk disebutkan sebagai keserasian satuan-satuan yang terdapat dalam suatu sistem. Integrasi nasional adalah suatu proses dalam membangun perasaan kesatuan di dalam sebuah bangsa. Indonesia, sebagai negara yang memiliki sejarah yang luas, menciptakan kebersamaan dan kesatuan melalui perjalanan historis yang panjang.
Dalam konteks integrasi nasional, terdapat empat komponen yang sering disebut dengan akronim SARA, yaitu suku atau etnik, agama, ras, dan antar golongan. Keempat komponen ini sangat sensitif dan berpotensi menimbulkan perpecahan jika tidak di hargai dengan baik oleh semua orang. Oleh karena itu, menjaga harmoni di antara keempat komponen ini menjadi salah satu cara untuk membantu Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berjaya. Dengan menjaga integrasi nasional, Indonesia dapat terus memperkuat identitas dan persatuan sebagai sebuah negara yang beragam namun tetap bersatu dalam visi dan misi bersama.
Namun, kenyataannya di dunia kita sekarang, masih terjadi banyak sekali konflik dan perlawanan dengan berbagai macam alasan. Integrasipun menjadi salah satu factor dari konflik tersebut. Masih ada banyak orang yang belum sepenuhnya menerima perbedaan-perbedaan dan hal ini menyebabkan terjadinya disintegrasi.
Bukan hanya di negara-negara lain, Indonesia juga tetap mengalami disintegrasi. Namun, apa itu disintegrasi sebenarnya? Disintegrasi adalah suatu keadaan tidak bersatu padu yang membuat keutuhan atau persatuan hilang dan dapat menyebabkan terjadinya perpecahan. Di Indonesia, terjadi beberapa pemberontakan yang membahayakan integrase bangsa pada periode awal kemerdekaan Indonesia
Ternyata, peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 bukanlah titik puncak integrasi nasional. Sebagai negara yang baru diakui kedaulatannya, Indonesia harus menghadapi rongrongan dari dalam yang dilakukan oleh beberapa golongan. Secara umum, pemberontakan di dalam negeri terjadi karena dipicu oleh beberapa alasan seperti keinginan untuk mendirikan negara sendiri yang lepas dari NKRI, mempertahankan bentuk negara federal, dan kengganan APRIS di negara bagian bergabung dengan TNI dan menolak kebijakan pemerintahan Hatta untuk melakukan reorganisasi dan rasionalisasi dalam tubuh militer yang menekankan profesionalisme.
Pemberontakan yang membahayakan integrasi bangsa terjadi dalam masa revolusi fisik, dan masa demokrasi terpimpin. Salah satu peristiwa paling terkenal dalam masa pemberontakan ini adalah Gerakan PKI 30 September 1965 (G30S/PKI), sebuah peristiwa sejarah Indonesia pada tahun 1965 yang melibatkan kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan berujung pada penganiayaan dan pembunuhan massal anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) serta simpatisannya.
Meski terjadinya pemberontakan-pemberontakan disintegrasi tersebut, mewujudkan sebuah negara kesatuan yang terintegrasi tetap menjadi tujuan utama untuk sejumlah tokoh bangsa di Indonesia. Mereka tetap menghendaki dan mempertahankan bangsa Indonesia dalam kesatuan yang utuh dari Sabang sampai Merauke. Beberapa tokoh pejuang prointegrasi tersebut, antara lain adalah Sukarno, Mohammad Hatta, Abdul Haris Nasution, Ahmad Yani, dan Sri Sultan Hemengku Buwono IX.