Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menuju Kebun Sehat: Alternatif Pengendalian Hama Tanpa Pestisida

21 Februari 2024   00:51 Diperbarui: 25 Februari 2024   00:05 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petani di dalam rumah kaca/Foto Joo Jesus/Sumber: pexels.com

Kita akan menjelajahi apa yang membuat pestisida berbahaya bagi tanah dan ekosistem dan melihat apa yang dapat diterapkan untuk praktik berkebun bebas pestisida.

Sebelumnya, yuk kita kenalan dulu dengan bahaya pestisida untuk lingkungan

Bagaimana Pestisida Mempengaruhi Lingkungan?

Hal pertama yang harus ada di benak kita adalah pestisida, herbisida, fungisida dan sida-sida yang lain itu bukan "obat" pertanian, melainkan racun!

Pestisida itu bahan kimia yang berasal dari berbagai campuran kemikalia, dan juga bahan alami.

Pestisida sering dipakai untuk mengendalikan atau menghilangkan organisme pengganggu tanaman, baik itu jamur, gulma, hama maupun sumber penyakit tanaman yang lain.

Pestisida dan sejenisnya masuk ke dalam tanah, badan air dan mencemarinya. Meskipun penggunaan pestisida dalam pertanian punya manfaat besar, tapi di sisi lain menimbulkan risiko lingkungan, misalnya melalui air dan tanah yang terkontaminasi.

Lebih lanjut, residu atau sisa-sisa bahan kimia yang bertahan dalam air, tanah juga dapat berdampak pada hewan ternak dan tanaman di masa mendatang.

Jadi begini, pestisida dan sejensinya itu punya bahan baku yang sering disebut bahan aktif. Nah bahan aktif ini terkadang sulit terurai di lingkungan dan akhirnya masuk ke air, dan tanah.

Saat tanaman ditanam di lahan yang terkontaminasi, bahan aktif itu diserap, ditimbun dalam tubuh tanaman, kemudian dimakan ternak, tertimbun di dalam tubuh ternak, lalu dimakan manusia.

Memang manusia tidak langsung makan bahan aktif itu, tapi karena tertimbun dalam tubuh tanaman atau hewan yang dimakan manusia, otomatis akan masuk dalam tubuh manusia.

Parahnya, tanaman, hewan dan manusia tidak punya mekanisme mengurai bahan aktif tersebut. Jadi jika tertimbun, lama-kelamaan dalam tubuh, jangan kaget jika saat diperiksa ke rumah sakit, terdapat masalah kesehatan di dalam tubuh kita.

Entah itu masalah pernapasan, masalah yang berhubungan dengan gangguan saraf atau bahasa kerennya neurotoksisitas, bahkan resiko kanker tertentu.

Untuk itu, hal terbaik yang dapat dilakukan seseorang untuk melindungi keanekaragaman hayati dan lingkungan adalah untuk berhenti sama sekali atau minimalkan mengurangi dosis pestisida, terutama jika digunakan di kebun atau lahan.

Ada banyak alternatif yang dapat membantu kita berlatih berkebun tanpa bahan kimia yang tidak hanya dapat menghemat uang tetapi juga melindungi lingkungan.

Bak kompos/Foto Eva Bronzini/Sumber: pexels.com
Bak kompos/Foto Eva Bronzini/Sumber: pexels.com

Bagaimana Cara Berkebun Bebas Pestisida?

  • Buat kompos sendiri

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk berkebun tanpa bahan kimia adalah memastikan bahwa kompos tidak mengandung gambut. Mengapa?

Proses ekstraksi gambut diketahui menyebabkan emisi gas rumah kaca, karena ketika dipanen dan dikeringkan, karbon yang terkandung dalam gambut dilepaskan ke atmosfer.

Daripada membeli, coba buat sendiri. Buatlah bak kompos sederhana untuk kebun, di mana kita bisa mengomposkan sisa-sisa sayuran, pemangkasan kebun, kantong kopi dan teh, buah, cangkang telur, dan cangkang kacang.

Kemudian, masukkan ke bagian atas bak kompos. Disaat menambahkan lebih banyak, struktur bak kompos akan membantu mempercepat proses dekomposisi dan menjaga kelembaban.

Dibutuhkan waktu antara enam bulan hingga dua tahun bagi kompos untuk matang sepenuhnya, tergantung pada apa yang dimasukkan ke dalam bak kompos.

jadi ini adalah cara yang bagus untuk menghemat uang, menghasilkan lebih sedikit limbah, dan mengurangi dampak lingkungan pada saat yang sama.

  • Gunakan sistem rotasi tanaman

Rotasi tanaman adalah cara lain untuk mengurangi kebutuhan akan pestisida. 

Ketika tanaman dirotasi, siklus serangan hama dapat diputus, sebab sensitifitas hama terhadap tanaman sasaran menjadi terganggu akibat dirotasi jadi pestisidapun tidak digunakan jika ada serangan.

Dengan begitu, siklus pestisida diputus bersamaan dengan mencegah hama mencapai tingkat yang merusak bagi tanaman.

Meskipun tidak akan sepenuhnya mencegah hama atau serangga, langkah ini cukup baik untuk dipraktikkan sebagai bagian dari strategi lebih luas mengurangi penggunaan pestisida.

  • Gunakan tanaman pendamping

Hal lain yang dapat dilakukan untuk berlatih berkebun bebas pestisida dan mengurangi kebutuhan akan pestisida adalah meneliti tanaman pendamping. Ini adalah trik yang sangat efektif.

Menanam tanaman pendamping di sekitar kebun, baik itu di sekitar buah-buahan dan sayuran atau tanaman lain yang rentan terhadap kerusakan dari serangga, dapat menjauhkan hama dan memastikan kesehatan jangka panjang kebun atau lahan.

Hanya saja tidak ada satu tanaman pun yang membantu menghilangkan semua hama, ada jenis tanaman tertentu yang dapat dipakai untuk mencegah hama tertentu.

Contoh, tanaman golongan herba seperti sage membantu mengusir ngengat kol dan lalat wortel, basil menjauhkan kutu putih, bahkan bunga matahari yang dapat menjauhkan semut.

Sayuran bunga kol/Foto Nat  Alex/Sumber: pexels.com
Sayuran bunga kol/Foto Nat  Alex/Sumber: pexels.com

Perlu ingat, Tidak Semua Hama itu Jahat!

Mayoritas hama dan serangga yang ada di kebun tidak berbahaya dan sebenarnya membantu menciptakan kebun yang beragam hayati.

Serangga baik seperti kelabang, lebah, laba-laba, lipan, juga ular, dan burung hantu dapat membantu memakan hama yang merusak kebun, menyerbukan tanaman, menyediakan makanan bagi burung dan hewan yang juga memakan hama, dan bahkan meningkatkan kesehatan tanah.

Jadi, alih-alih ingin menghilangkan hama sepenuhnya, fokuslah pada hal-hal seperti merotasi tanaman, memilih tanaman pendamping untuk membantu secara alami menghilangkan hama.

Perlu juga diingat, tanda jika tanaman itu organik atau tidak, lihatlah pada daun.

jika terdapat ulat, atau bolong bekas gigitan ulat, sayuran atau tanaman itu organik, namun jika tanaman itu mulus dan licin, anda perlu waspada. Bisa jadi tanaman itu bukan disemprot tapi diguyur pestisida.

Dengan demikian, penggunaan pestisida itu punya efek buruk pada lingkungan juga kesehatan manusia.

Jadi, untuk melindunginya, praktik berkebun tanpa pestisida seperti membuat kompos sendiri, menggunakan sistem rotasi tanaman, dan menanam tanaman pendamping bisa menjadi solusi yang efektif.

Dengan beberapa perubahan kecil, kita dapat membuat perbedaan besar, jadi mulailah membuat perubahan ini dan kebun serta lingkungan. Kita akan berterima kasih atasnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun