Dalam sebuah dokumen hasil kolaborasi IVHHN (International Volcanic Health Hazard Network), Cities on Volcanoes Commission ( IAVCEI) GNSÂ Science dan USGS (United States Geological Survey) tentang bahaya abu gunugapi terhadap kesehatan, menyebutkan bahwa debu vulkan ini akan sangat membahayakan penderita paru-paru kronis.
Hal tersebut karena debu yang masuk ke dalam tubuh mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan kontraksi. Debu yang mengandung silika ini menghasilkan banyak sekresi sehingga penderita akan lebih banyak batuk dan sulit bernapas.
Selain permasalahan pernapasan, dari dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa mata yang terpapar debu vulkan akan mengalami iritasi yang disebabkan masuknya partikel debu, terutama komponen silika yang dari kenampakan fisiknya di bawah mikroskop terlihat keras dan tajam.
Butiran-butiran debu yang tajam menyebabkan rusaknya jaringan kornea mata. Terpaparnya debu vulkan pada organ penglihatan ini menyebabkan kornea menjadi tergores dan efek iritasi yang sakit dan perih. Bagi pengguna lensa kontak sangat disarankan untuk melepas lensa kontak tersebut untuk menghindari terjadinya abrasi kornea.
Apa yang harus dilakukan?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan melindungi diri dari debu vulkan atau abu gunungapi tersebut diantaranya;
Kurangi berkendara
Segera setelah hujan debu, direkomendasikan untuk tidak berkendara sebab hujan debu meskipun terlihat sementara, jarak pandang dan kualitas udara menjadi buruk, air hujan mampu meredam namun karena sifatnya yang cepat kering, debu akan kembali bertebaran. Jika harus berkendara, jaga jarak aman serta kemudikan kendaraan dengan pelan.
Perlindungan tubuh