Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Penambangan Pasir untuk PAD: Keuntungan atau Kebuntungan?

6 Juli 2022   10:35 Diperbarui: 7 Juli 2022   01:09 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas penambangan pasir| Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Gunung Merapi memang memberi keberkahan untuk penduduk yang ada di sekitarnya. Pengayaan kembali mineral-mineral penting bagi kesuburan tanah serta material pasir yang dimuntahkannya seperti memberi angin segar untuk petani dan juga para penambang pasir.

Wilayah Magelang misalnya, pasir Merapi merupakan produk andalan untuk menambah jumlah PAD, serta menjadi usaha yang menyerap banyak tenaga kerja di kabupaten tersebut.

Tak bisa dipungkiri bahwa banyak orang menggantungkan nasib dan keberlangsungan kehidupan keluarga mereka dari aktitifitas penambangan pasir akan tetapi di sisi lain, aktivitas tersebut juga menimbulkan kerusakan lingkungan.

Tulisan ini mengulas tentang apa saja potensi ancaman kerusakan lingkungan yang terjadi ketika suatu daerah kurang memberi kontrol terhadap aktivitas penambangan pasir. Seperti apa potensi ancaman tersebut?

Ilustrasi potensi longsor| Sumber: Kompas.com/Ponco Anggoro
Ilustrasi potensi longsor| Sumber: Kompas.com/Ponco Anggoro

Potensi Longsor

Beberapa wilayah pertambangan pasir berada di kawasan bahaya gerakan tanah dengan tingkat erosi yang tinggi.

Erosi punya kaitan dengan istilah erodibilitas yaitu faktor pekanya tanah terhadap aktivitas penglepasan maupun pengangkutan di mana sifat-sifat tanah turut berpengaruh.

Selain sifat-sifat tanah, faktor lain seperti topografi, kemiringan lereng serta kegiatan manusia juga dapat menyebabkan erosi terjadi.

Pada umumnya wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi jarang sekali terlihat aktivitas konservasi lahan disitu.

Akibatnya ancaman longsor akan sangat besar dan membahayakan masyarakat sekitar. Dalam beberapa kasus misalnya, ditemukan pemiliki lahan di sekitar wilayah penambangan terpaksa menjual tanahnya karena khawatir dengan bencana longsor.

Selain ancaman longsor, wilayah penambangan akan dihadapkan dengan kesulitan ketersediaan air.

Gambar sebagai ilustrasi/Masyarakat mendapat bantuan pasokan air dari BPBD/By BPBD Pekalongan/Sumber: Kompas.com
Gambar sebagai ilustrasi/Masyarakat mendapat bantuan pasokan air dari BPBD/By BPBD Pekalongan/Sumber: Kompas.com

Menurunnya Ketersediaan Air

Tanah memiliki pori makro dan mikro, umumnya makro diisi udara sedangkan mikro diisi air.

Ketika tanah dirusak dan ditambang pasirnya, tanah akan kehilangan kemampuan menahan air, akibatnya runoff atau aliran permukaan sulit dicegah.

Rusaknya struktur tanah akibat aktivitas penambangan ditambah dengan minimnya tindakan konservasi menyebabkan tanah kehilangan kemampuan menampung air.

Saat musim kemarau tiba, bisa dipastikan masyarakat sekitar akan kesulitan mendapati mata air sebaliknya saat musim hujan, banjir dan longsor menjadi kekhawatiran sendiri.

Ilustrasi proses infiltrasi air ke dalam tanah/Sumber:thumbs.dreamstime.com
Ilustrasi proses infiltrasi air ke dalam tanah/Sumber:thumbs.dreamstime.com

Berkurangnya kemampuan infiltrasi, serta Penurunan Penyerapan Air 

Saat aktivitas penambangan pasir semakin intens diikuti pula dengan tingginya erosi yang menyebabkan partikel-partikel tanah mudah terbawa air.

Erosi menyebabkan struktur tanah rusak sehingga pori-pori tanah menjadi kurang kemampuannya. Hal tersebut membuat kapasitas infiltrasi atau masuknya air melalui permukaan tanah secara vertikal menurun diikuti derasnya aliran permukaan atau runoff.

Kalau demikian maka banjir dan longsor sulit dihindari.

Sekalipun beberapa potensi tersebut mengancam lingkungan secara umum, namun penambangan pasir masih menjadi primadona masyarakat sekitar.

Ilustrasi penambangan pasir yang menguntungkan masyarakat/Sumber: Kompas.com
Ilustrasi penambangan pasir yang menguntungkan masyarakat/Sumber: Kompas.com

Bagaimana persepsi masyarakat?

Orang awam tentu kurang mengetahui dampak jika tidak diberikan pemahaman, karena secara umum masyarakat masih menggantungkan hidup dari aktivitas tersebut.

Penambangan pasir dianggap memberi keuntungan tersendiri untuk msayarakat karena hasilnya diterima setiap hari.

Jadi jangan heran kalau masih banyak orang menempatkan aktivitas ini sebagai sumber pemasukan utama minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab dalam tulisannya, Yudhistira (2011) menemukan bahwa aktivitas penambangan pasir menyerap banyak tenaga kerja diantaranya tukang coker dengan upah pada kisaran Rp. 10.000-12.000/ truk dengan minimal giliran 2-3 kali.

Dengan upah yang lumayan tersebut, tentu banyak orang tertarik untuk menggeluti profesi ini, apalagi jika siangnya bekerja sebagai petani, dan selanjutnya di malam hari menjadi penambang atau buruh tambang (coker).

Untuk itu dengan maraknya aktivitas penambangan pasir, beberapa wilayah yang mengandalkan PAD dari aktivitas tersebut perlu memetakan zona-zona pertambangan sesuai deposit bahan tambang serta menjadi penting untuk memperhatikan sisi ekologis.

Selain itu karena sumberdaya alam yang terbatas, ada saatnya deposit bahan tambang akan habis, untuk itu diperlukan pemberdayaan masyarakat guna mengantisipasi ketergantungan masyarakat terhadap aktivitas pertambangan yang sewaktu-waktu akan habis.

Referensi:

[1],[2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun