Dalam sebuah artikel di hipwee.com terbitan tahun 2019, disebutkan bahwa banyak pemuda dengan rentang usia 17-18 mengalami depresi akibat masalah percintaan dibanding kuliah.
Bahkan, urusan percintaan lebih banyak berdampak negatif dan merusak dibanding masalah kuliah.
Kuliah jarang berdampak negatif terhadap percintaan, sebaliknya percintaan membuat orang rela mengabaikan kuliah, lebih prioritaskan pacar dibanding tugas kuliah, atau parahnya depresi karena putus hubungan dengan pacar sehingga kuliah menjadi berantakan.
Jika demikian, boleh banget patah hati apalagi dalam sebuah hubungan, boleh sedih juga karena itu adalah ekspresi jiwa tapi ingat jangan larut dan terpuruk sehingga rela mengorbankan kuliah.
Ingat skala prioritas, tujuan awal ke Yogyakarta adalah kuliah, bukan dihabiskan untuk urusan percintaan.
Jika tak mempan dengan skala prioritas, coba langkah berikut ini, bayangkan keringat, doa dan wajah orangtua yang menaruh harapan tinggi agar anak-anak mereka berhasil melewati masa-masa kuliah dan lulus dengan baik.
Skala prioritasmu menentukan posisi dan keputusanmu jadi, pandai-pandailah mengatur waktu, dan porsi tujuanmu.
Selain 5 poin utama tadi, ada juga satu poin yang perlu ditiru oleh semua perantau yang sementara menuntut ilmu dan mengejar cita-cita. Apa itu?
Sempatkan Waktu untuk Bertegur Sapa dengan Orangtua