Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Penyakit Mulut dan Kuku: Ratapan Peternak Sapi

13 Juni 2022   02:39 Diperbarui: 15 Juni 2022   14:32 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai satu-satunya harta tersisa, mereka menggantungkan harapan tinggi agar segera wabah ini berakhir dan harga jual kembali normal.

Namun realitanya, tak banyak juga yang merugi karena harga jual menjadi sangat rendah dibanding saat membeli dan biaya perawatan sampai saatnya "panen" ternak.

Semuanya itu terpaksa mereka jalani agar bisa bertahan di tengah situasi sulit yang dialami.

Infografis wabah PMK pada ternak | Sumber: blue.kumparan.com
Infografis wabah PMK pada ternak | Sumber: blue.kumparan.com

Mimpi Buruk di 1887 Terulang di Tahun 2022

Sekitar 1 abad yang lalu, tepatnya 1887, PMK pertama kali terdeteksi di Malang, Jawa Timur dan selanjutnya di tahun 1907 sebanyak 1.201 ternak terserang PMK di Pulau Jawa.

Kemudian di era modern saat ini, data Kementan 2 Juni 2022 lalu, menyebutkan bahwa terdapat sekitar 57. 773 ternak mengalami PMK di 127 kabupaten/kota dan 18 propinsi di Indonesia.

Akibat wabah tersebut, produksi susu dan daging ikut mengalami penurunan karena PMK ikut menyerang sapi perah, sementara sapi yang terjangkit terpaksa dipotong dan dagingnya dijual dengan harga rendah.

Penyakit ini menyebabkan hewan terlihat sangat kurus. Permasalahan yang masih diperdebatkan adalah amankah daging dikonsumsi? 

Sejauh ini banyak artikel yang membahas keamanan daging sapi terjangkit PMK masih aman untuk dikonsumsi.

Namun, menurut Prof. Wasito, dari FKH UGM, yang dilansir dari bbc.com, daging dan susu sapi yang terinfeksi PMK tetap mengandung virus, sehingga tidak disarankan mengonsumsinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun