Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Seperti Apa Efek Deforestasi Itu?

9 Juni 2022   04:00 Diperbarui: 17 Juni 2022   04:33 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habitat loss akibat deforestasi ancaman keanekaragaman hayati/Sumber :ichef.bbci.co.uk

Lebih kurang 31 persen luas daratan merupakan hutan yang memainkan peran penting bagi kehidupan di bumi sampai-sampai ada kata bijak bahwa jika hutan hilang, kehidupan di bumi musnah.

Akhir-akhir ini efek eksploitasi hutan secara berlebihan mulai terasa. Sekalipun luasan daratan 31 persennya hutan, tapi 75 persen permukaan bumi ini telah diubah manusia dengan aktifitas deforestasi.

Akibatnya habitat hewan rusak, mata pencaharian penduduk lokal hilang, pola cuaca berubah sehingga mengancam ketahanan pangan.

Efek deforestasi ini seperti domino yang berjatuhan. Jika hutan hilang karena digunduli dimana-mana, pengaruhnya besar terhadap lingkungan serta menjadi ancaman bagi spesies hidup termasuk manusia.

Seperti apa pengaruh deforestasi sehingga menjadi ancaman serius untuk kehidupan di bumi ?

Siklus Karbon Hutan/Sumber : 4.bp.blogspot.com
Siklus Karbon Hutan/Sumber : 4.bp.blogspot.com

Pengaruh Deforestasi Terhadap Perubahan Iklim

Studi menunjukkan bahwa dalam 12 ribu tahun terakhir sebanyak 15,3 miliar pohon ditebang. Penebangan ini agar nantinya lahan tersebut digunakan bagi peruntukan lain.

Padahal dalam kondisi alami, hutan mampu berfungsi sebagai penyerap karbon (carbon sink). Dengan hilangnya fungsi tersebut emisi karbon dari aktifitas rumah tangga, industri, kendaraan, pertanian, dan pertambangan langsung lepas ke udara, mengkibatkan suhu bumi meningkat.

Peningkatan suhu bumi ini terjadi karena panas yang harusnya dipantulkan bumi menjadi terperangkap dalam rumah kaca yang terbentuk dari gas-gas rumah kaca seperti CO2 dan gas lainnya.

Saat bumi menghangat, banyak siklus alami yang seharusnya berjalan dengan baik, menjadi terganggu dan menimbulkan bencana diberbagi tempat. Emisi karbon dari deforestasi ini bahkan dilaporkan meningkat sekitar 25 persen lebih tinggi.

Selain berdampak pada perubahan iklim, deforestasi ini juga mempengaruhi tanah dan air.

Ilustrasi dampak deforestasi terhadap erosi dan air/Sumber : www.open.edu
Ilustrasi dampak deforestasi terhadap erosi dan air/Sumber : www.open.edu

Erosi Tanah, dan Masalah Air Akibat Deforestasi

Beberapa kota besar di Indonesia saat ini dihadapkan dengan masalah air, dimana saat hujan di daerah yang seharusnya menjadi resapan karena banyaknya pepohonan serta hutan tidak mampu untuk menahan air sehingga air langsung bergerak menuju perkotaan tanpa ditahan oleh akar pohon.

Penebangan pohon di daerah resapan menyebabkan hujan mempengaruhi volume air dan aliran sungai. Karena fungsi resapan terganggu akibatnya air yang harusnya masuk ke dalam tanah menjadi aliran permukaan akibatnya bagian hilir menjadi korban.

Selain berdampak pada aliran dan volume air, keberadaan hutan juga mempengaruhi kesuburan dan kesehatan tanah. Pohon menyuplai bahan organik terbaik untuk tanah.

Bahan organik ini berperan penting bagi kesuburan karena menyuplai hara baru bagi tanah, juga memperbaiki sifat fisik dan juga kimia tanah.

Vegetasi hutan yang lebat, menyebabkan suplai hara terbaik yang mampu memperbaiki tanah dan memperkaya kandungan nutrisi tanah dari sisi sifat kimia.

Selain itu dengan adanya bahan organik dari guguran daun, ranting dan bagian lain dari pohon membantu mencegah soil erosion atau erosi tanah sebab struktur tanah menjadi sangat baik akibat adanya bahan organik tanah.

Artikel overview WWF menyebutkan bahwa setengah dari top soil atau lapisan atas tanah hilang karena gundulnya hutan sebagai penutup tanah seluas 4 juta mil persegi sejak awal abad 20.

Saat hutan digunduli, penutup tanah hilang, sehingga energi kinetik dari tetesan hujan akhirnya memecah butir tanah dan menyebabkan erosi jika kemampuan tanah menyerap air telah melebihi kapasitas tanah tersebut.

Ilustrasi masyarakat suku pedalaman sedang berburu di hutan/Sumber : regnskog-cloud.imgix.net
Ilustrasi masyarakat suku pedalaman sedang berburu di hutan/Sumber : regnskog-cloud.imgix.net

Deforestasi Menggusur Suku-Suku Pedalaman

Indonesia memiliki beberapa suku yang masih menetap di hutan. Mereka hidup dengan menggantungkan kebutuhannya dari hasil hutan. Sebagai masyarakat adat, mereka punya hak terhadap hutan yang mereka diami.

Deforestasi menyebabkan mereka tergusur, mata pencahariannya terganggu dan akhirnya cukup menyengsarakan nasib mereka untuk beradaptasi jika terpaksa bermukim di tengah-tengah pemukiman penduduk.

Kebiasaan mereka di alam dengan memanfaatkan apa yang diberikan alam membuat mereka harus beradaptasi cukup lama dengan kehidupan modern yang sistem kerja untuk mencari nafkah sangat berbeda.

Beruntung jika mampu beradaptasi namun tak sedikit pula yang menyerah dan kembali ke kehidupan semula. Hanya saja ketika kembali, rumah dan sumber mata pencaharian sudah dirusak. Ibarat makan buah simalakama nasib mereka sungguh tragis.

Habitat loss akibat deforestasi ancaman keanekaragaman hayati/Sumber :ichef.bbci.co.uk
Habitat loss akibat deforestasi ancaman keanekaragaman hayati/Sumber :ichef.bbci.co.uk

Penurunan Keanekaragaman Hayati Akibat Deforestasi

Sekitar 80 persen lebih spesies serangga, tumbuhan dan hewan mendiami hutan. Beberapa diantara mereka punya peran penting untuk menjaga keseimbangan alam.

Jenis serangga dan hewan tertentu berperan sebagai agen penyerbuk atau pollination agent, ada juga sebagai musuh alami hama, dan beberapa tumbuhan ada yang endemic dan punya peranan penting bagi dunia kesehatan.

Ketika deforestasi terjadi, banyak diantara mereka terpaksa bermigrasi, beberapa terpaksa punah dan terancam punah sehingga biodiversity mengalami penurunan.

Fungsi hutan sebagai pengontrol suhu menjadi rusak akibat deforestasi, sehingga saat digunduli suhu menjadi bervariasi dengan drastis dan beberapa spesies yang sensitif terhadap perubahan ekstrim tersebut akhirnya harus berhadapan dengan nasib yang kurang beruntung.

Inilah beberapa efek dari deforestasi yang mengancam kehidupan di bumi. Deforestasi mungkin dapat dikurangi dampaknya dengan cara reboisasi hanya saja menanam kembali sering kalah langkah dari deforestasi. Laju penggundulan hutan lebih cepat dibanding upaya penanaman kembali.

Semoga saja niat baik membangun bangsa lewat pembangunan dapat berjalan beriringan dengan usaha menyehatkan kembali lingkungan yang "disakiti" dengan alasan pembangunan. Semoga..

Referensi :

[1],[2],[3],[4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun