Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Teknologi Membran untuk Pengolahan Air Limbah (?)

2 Juni 2022   12:45 Diperbarui: 2 Juni 2022   22:39 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafikal abstrak pengolahan air limbah tekstil/Sumber: ars.els-cdn.com

Ketiga teknik tersebut dipakai di seluruh dunia untuk pengolahan limbah, hanya saja untuk biaya operasional, instalasinya memerlukan biaya yang berbeda antara wilayah yang satu dengan yang lain.

Di Indonesia sendiri, sistem management air limbah tekstil umumnya hanya dimiliki oleh industri garmen, sementara industri dengan skala usaha mikro, kecil, menengah semisal usaha tenun tradisional dan batik, masih banyak wilayah yang belum menerapkan pengolahan limbah tekstil komunal.

Padahal dalam proses menenun, membatik, ada pewarnaan dengan mencelupkan kain ke dalam larutan pewarna atau dyeing dimana pewarna yang digunakan merupakan pewarna sintetis yang bahan aktifnya berasal dari zat kimia.

Pada umumnya limbah industri yang menerapkan proses dyeing memerlukan penanganan yang ekstensif dibanding industri percetakan atau pencucian sebab proses tersebut dilakukan beberapa kali dengan komposisi warna sintetis yang berbeda-beda takarannya untuk mendapatkan warna yang diinginkan.

Proses pengolahan air limbah tekstil dimulai dengan pengolahan primer, dimana penyaringan dan sedimentasi limbah padat dan kontaminan yang ukurannya lebih besar dalam limbah dihilangkan.

Perlakuan atau pengolahan primer ini berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi Total Suspended Solids (TSS) atau total padatan tersuspensi dimana TSS merupakan padatan yang terdapat dalam suatu larutan atau fluida.

Dari pengolahan primer, selanjutnya effluent akan diarahkan menuju proses pengolahan sekunder sehingga dalam pengolahan ini boleh dikatakan terjadi proses pemurnian lanjut melalui oksidasi.

Dalam industri tekstil, ada metode pengolahan secara biologis yaitu menggunakan lumpur aktif. Effluent dicampur dengan udara dan lumpur yang mengandung bakteri, kemudain bakteri dalam lumpur akan bekerja memakan bahan-bahan berbahaya dan menghasilkan limbah yang harmless di lingkungan.

Proses biologi ini cukup efektif dengan tingkat kehilangan bahan organik sekitar 85 persen. Jadi, bahan organik yang dapat membahayakan lingkungan sebanyak 85 persen, dimakan bakteri sehingga hilang dalam limbah.

Setelah selesai ditreatment dalam pengolahan sekunder, selanjutnya hasil treatment sekunder dialirkan untuk dilakukan pengolahan tersier. Dalam proses ini zat-zat warna tersisa yang non-biodegradble serta senyawa-senyawa kimia lainnya akan diadsorpsi dengan menggunakan karbon aktif dan ozonasi.

Karbon aktif adalah zat yang  dapat menyerap racun-racun berbahaya bagi lingkungan. Karena kegunaannya tersebut, dalam industri tekstil, karbon aktif digunakan untuk menyerap racun-racun sisa yang berpotensi membahayakan lingkungan yang terkandung dalam air limbah tekstil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun