Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ukuwala Mahiate: Tradisi Syawalan dari Mamala, Maluku Tengah

9 Mei 2022   15:09 Diperbarui: 2 Juni 2022   00:28 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obor Kapitan Telukabessy yang dibawa sebelum dimulai tradisi Bakupukul Manyapu/Sumber : cdn-2.tstatic.net

Pembasuhan luka pelaku tradisi ukuwala mahiate ini merupakan tahap akhir dalam prosesi pelaksanaan tradisi tersebut. Membasuh anggota yang terluka dipercaya mampu menyebuhkan luka sayatan, luka sobek, akibat pukulan sapu lidi.

Selain itu, dipercaya juga bahwa minyak ini ampuh untuk menyembuhkan patah tulang, luka bakar, gatal-gatal, dan penyakit kulit lainnya.

Selain merupakan tradisi lebaran, ukuwala mahiate ini juga merupakan simbol sejarah perlawanan Kapitan Telukabessy melawan penjajahan Belanda saat itu.

Obor Kapitan Telukabessy yang dibawa sebelum dimulai tradisi Bakupukul Manyapu/Sumber : cdn-2.tstatic.net
Obor Kapitan Telukabessy yang dibawa sebelum dimulai tradisi Bakupukul Manyapu/Sumber : cdn-2.tstatic.net

Simbol Perlawanan dan Pengorbanan dari Tradisi Ukuwala Mahiatae

Ketika Belanda mengalahkan Kapitan Telukabessy, pasukan Sang Kapitan mundur ke benteng Kapahaa di hutan Morela. Saat mempertahankan benteng tersebut Kapitan dan pasukannya kalah dari Belanda, sehingga bersama dengan pasukannya Kapitan mencambuk badan dengan menggunakan sapu lidi sampai berdarah.

Setelah saling memukul, mereka kemudian berpelukan dan mengikrarkan janji bahwa setiap tanggal 7 syawal mereka akan bertemu dan mengingat kembali perjuangan melawan Belanda melalui tradisi ukuwala mahiate.

Pelaku Tradisi yang Saling Berpelukan di akhir acara/Sumber : asset-a.grid.id
Pelaku Tradisi yang Saling Berpelukan di akhir acara/Sumber : asset-a.grid.id

Makna Singkat dari Ukuwala Mahiate

Makna tradisi ini bagi masyarakat Mamala adalah persembahan, permohonan, pengharapan dan ikatan yang kokoh dalam kehidupan sosial masyarakat.

Saling melukai dalam tradisi bukanlah bermakna buruk, namun dimaknai sebagai sebuah tantangan dalam kehidupan yang terkadang menyakitkan. Setelah saling melukai, kedua kelompok akan saling berpelukan yang menggambarkan ikatan yang kuat atau kokoh, tidak ada dendam yang tersimpan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun