Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mikroplastik Dalam Darah; Bagaimana Mungkin?

18 April 2022   10:47 Diperbarui: 18 April 2022   11:39 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diketahui bahwa 11 juta ton plastik yang kita gunakan terbuang ke laut dan dapat meningkat tiga kali lipat di tahun 2040 menjadi 29 juta ton. Meskipun plastik yang terbuang itu terbuat dari hidrokarbon yang terurai menjadi mikroplastik, tapi mikroplstik ini tergolong sulit terbiodegradasi (teruari secara alami). Ini artinya di lautan secara akumulatif jumlah mikroplastik mencapai 600 juta ton dalam 20 tahun terakhir.

Mikroplastik merupakan fragmen (pecahan plastik) yang berukuran kurang dari 5 mm, tapi lebih besar dari 1 mikron panjangnya. Mikroplastik ini merupakan salah satu polutan yang paling umum ditemukan penyebarannya di bumi. Laut, tanah, air, bahkan udara yang kita hirup tidak lepas dari penyebarannya.

Fenomena mikroplastik ini mulai mengemuka ketika banyak studi melihat pengaruh limbah plastik yang terbuang ke lingkungan. Dampaknya terhadap kehidupan mamalia dan hewan laut menjadi perhatian sebab hewan-hewan laut ini menjadi bagian dari rantai dan jaringan makanan dimana manusia termasuk di dalamnya.

Studi menemukan bahwa untuk pertama kalinya, mikroplastik ditemukan dalam darah manusia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran apa dampak dari bioakumulasi mikroplastik dalam organ-organ penting manusia.

Ilustrasi Mikroplastik Dalam Darah/Sumber :10tv.in
Ilustrasi Mikroplastik Dalam Darah/Sumber :10tv.in

Fakta Mikroplastik Dalam Darah Manusia

Pertama, studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Environment International, dari 22 sampel darah ditemukan partikel plastik pada darah dari hampir 80% pendonor. Jenis-jenis partikel plastik yang ditemukan dalam darah tersebut umumnya berasal dari plastik jenis PET (Polietilena Tereftalat).

Apa itu PET ? PET adalah jenis plastik yang umumnya digunakan sebagai wadah makanan dan minuman. Botol plastik dan bungkusan plastik kemasan makanan yang sering kita gunakan itu adalah partikel plastik yang ditemukan dalam darah pendonor tadi. Selain wadah makanan, jenis plastik yang ditemukan juga dari plastik "tas" belanjaan, atau kantong plastik yang umumnya digunakan masyarakat Indonesia saat berbelanja.

Kedua, partikel plastik dapat mengalir keseluruh tubuh. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka partikel ini dapat mengalir terbawa aliran darah ke seluruh tubuh. 

Bayangkan saja begini, terowongan bawah tanah adalah gambaran tentang pembuluh darah, kemudian kendaraan yang lalu-lalang adalah keeping-keping darah manusia, dimana selain membawa penumpang, ada benda asing yang ikut terbawa mobil kita, dan ketika sampai di rumah, baru kita sadari ada "penumpang gelap" yang nantinya kita buang.

Dalam tubuh juga begitu, saat darah melewati ginjal untuk disaring, karena saringan berukuran sangat kecil, partikel-partikel palstik yang terbawa darah ini tersaring dan tertahan di ginjal. Dengan sendirinya partikel-partikel ini akan mengalami penumpukan. Penumpukan inilah yang disebut bioakumulasi.

Memang betul bahwa dampak bioakumalsi mikroplastik di organ-organ penting manusia terhadap kesehatan belum ditemukan, tetapi temuan mikroplastik dalam darah manusia sudah seharusnya menimbulkan kekhawatiran dan membuat kita lebih bijak menggunakan plastik.

Ketiga, mikroplastik dapat merusak sel manusia.  Penelitian menemukan bahwa mikroplastik dapat merusak sel manusia pada tingkatan tertentu yang terlanjur masuk ke dalam tubuh melalui makanan. 

Peneliti juga menemukan kontaminasi mikroplastik pada plasenta bayi yang belum lahir dan bayi yang diberi susu formula dari botol plastik. Selain merusak sel, paparan mikroplastik juga menimbulkan beberapa alergi sebagai reaksi tubuh terhadap benda asing. 

Namun dampak kesehatan bagi manusia belum diketahui secara pasti karena banyak faktor yang menjadi pembatas, seperti sudah berapa lama tubuh terekspos atau kontak dengan plastik melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Studi lain yang dipublikasi pada Journal of Hazardous Materials mengungkapkan bahwa paparan mikroplastik terhadap tubuh manusia menyebabkan kerusakan tertentu seperti kematian sel, respon alergi dan kerusakan dinding sel. 

Sejalan dengan itu Evangelos Danopoulos yang memimpin penelitian dan mempublikasikan pada jurnal tersebut menyebutkan bahwa efek berbahaya pada sel dalam banyak kasus adalah tanda-tanda awal dampak buruk mikroplastik terhadap kesehatan.

Dengan melihat beberapa fakta dan temuan tadi, sikap kewaspadaan dan kehati-hatian sebagai "konsumen" plastik sebaiknya ditingkatkan. Jangan sampai kita sendiri yang menerima ganjaran dari apa yang kita lakukan.

Referensi :

[1], [2], [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun