Pada kondisi alami, proses dekomposisi ini tetap berjalan dan pelepasan karbon tetap terjadi hanya saja secara simultan tanaman yang tumbuh juga menyerap karbon dalam bentuk CO2 dan menghasilkan biomassa yang terakumulasi di permukaan tanah.
Akan tetapi saat lahan gambut dibuka dan didrainase, kehilangan air menyebabkan proses dekomposisi gambut berjalan cepat, sementara proses pembentukan gambut berjalan lama yang menyebabkan karbon yang tersimpan lepas ke udara.Â
Hilangnya karbon ini akibat aktivitas mikroba yang melepaskan CO2 ketika mendekomposisi gambut. Saat ada dalam kondisi tergenang lingkungan gambut menjadi anaerob.Â
Artinya saat itu kondisi oksigen cukup terbatas sehingga mikroba yang hidup di lingkungan tersebut merupakan mikroba yang mampu menyesuaikan diri terhadap keterbatasan oksigen.
Ketika volume air berkurang karena didrainase, kondisi lingkungan menjadi aerob dimana keadaan oksigen menjadi tersedia untuk dimanfaatkan mikroba melakukan proses respirasi. Akibatnya karbon yang tersimpan dimanfaatkan mikroba sebagai sumber energi kemudian dilepaskan kembali ke udara dalam bentuk CO2 lewat proses respirasi tadi.
Proses ini meningkatkan emisi CO2 yang diketahui merupakan gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Selain itu kehilangan air berlebih menyebabkan gambut menjadi irreversible drying, yaitu keadaan dimana gambut tidak dapat menyerap air ketika dibasahi, sehingga mudah sekali mengalami kebakaran.Â
Kebakaran menyebabkan asap gambut yang tebal dan menyesakkan serta untuk memadamkannya membutuhkan effort dan sumber daya yang jumlahnya tidak sedikit.
Paludikultur, Alternatif Budidaya Ramah Lingkungan
Pemanfaatan lahan gambut memerlukan perhatian khusus sebab dari segi kesuburan, gambut memerlukan input yang sangat besar ditambah lagi ekosistemnya yang sangat rentan.
Salah satu alternatif budidaya yang cocok untuk pertanian di gambut adalah paludikultur. Sistem budidaya ini dianggap sesuai untuk kondisi gambut yang selalu basah. Paludikultur merupakan sistem budidaya rawa yang mampu merestorasi gambut yang terdegradasi.