Tapi betulkah demikian? Pangan memang merupakan kebutuhan dasar sehingga pengaruh permintaan sejatinya tidak berpengaruh akibat pandemi.Â
Akan tetapi pandemi memaksakan terjadi perubahan dari struktur permintaan itu sendiri akibat turunnya tingkat akupansi hotel, restoran, dan berkurangnya permintaan dari usaha catering serta warung-warung makan.Â
Selain itu aktivitas jual-beli di pasar mengalami penurunan sehingga permintaan dan penawaran mengalami ketidak-seimbangan. Dengan kondisi demikian, maka pola permintaan mengalami adaptasi dengan memanfaatkan platform online atau pemesanan langsung.Â
Pergeseran permintaan ini merupakan akibat langsung dari pembatasan sosial yang kemudian berubah menjadi sistem level di Indonesia sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus.Â
Pergeseran ini juga secara tidak langsung akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Ketidakpastian yang berhubungan dengan bagaimana konsumsi akan berkembang akibat pengaruh pandemi akan berdampak pada keputusan investasi dan peluang-peluang bisnis dimasa mendatang. Namun bagi sebagian orang yang mampu melihat peluang usaha, perubahan ini mampu menghadirkan ladang bisnis baru.
Dengan demikian untuk menghadapi era disrupsi dan menjembatani gap yang terjadi di kalangan petani milenial, diperlukan usaha yang cukup besar.Â
Bukan hanya sebatas pemilihan tenaga penyuluh atau duta petani milenial semata, tetapi lebih dari pada itu dibutuhkan pendampingan yang menitikberatkan pada penggunaan materi, metode, dan media penyuluhan yang sesuai dengan inovasi pertanian dari hulu sampai hilir (Bahua, 2021).
Jika dilihat dalam Rencana Startegis Kementerian Pertanian (Kementan, 2020), adopsi teknologi digital dalam sektor pertanian belum spesifik dijabarkan.Â
Strategi seperti apa yang akan dilakukan sehingga dukungan pemerintah dalam hal ini, masih terbatas dan belum merata. Untuk itu Kementan perlu bekerja sama dengan kementerian/badan terkait dalam menyusun startegi nasional tentang adospi teknologi digital pertanian.Â
Sementara itu, untuk memenangkan persaingan di era disrupsi ini, ada hal yang perlu diperhatikan oleh petani milenial diantaranya produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang baik untuk memenuhi permintaan pasar kelas menegah-atas agar nantinya harga jual produk tersebut masuk dalam kategori premium.Â
Perhatian selanjutnya adalah memiliki kemampuan melihat segmen pasar. Kemampuan ini menjadi penting agar produk mereka mampu diakses oleh semua konsumen.Â