Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Desa Adaut Menjaga Ekosistem Alam Lewat Tradisi Sasi

8 September 2020   14:08 Diperbarui: 8 September 2020   15:29 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : mongabay.co.id/panen teripang/foto hanya ilustrasi

Sebenarnya Apa Itu Sasi? 

Sasi berasal dari kata sanksi yang berarti larangan untuk mengambil dan merusak sumberdaya alam tertentu dalam waktu tertentu untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam. (Nadia Putri Rachma Persada dkk. Sasi Sebagai Budaya Konservasi Sumberdaya Alam... Jurnal Ilmu dan Budaya. Vol. 41. No. 59, Juli 2018).

Sumberdya alam yang dimaksud tadi dalam hal ini adalah teripang. Teripang sendiri merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Jadi sasi diberlakukan dengan tujuan memberikan kesempatan untuk teripang berproduksi dengan baik sekaligus menjaga ekosistemnya. 

Penerapan sasi ini tidak dilaksanakan pada komoditas lain seperti ikan, sehingga masyarakat memiliki kesempatan untuk memanfaatkannya. Selain teripang, ada komoditas lain yang diberlakukan aturan ini yaitu lola, kerang mutiara, dan lobster.

Sumber : mongabay.co.id/panen teripang/foto hanya ilustrasi
Sumber : mongabay.co.id/panen teripang/foto hanya ilustrasi

Tutu Sasi 

Dalam masyarakat Adaut, terdapat tiga pihak yang memiliki otoritas dalam melakukan sasi yakni gereja, lembaga adat, dan pemerintah desa. Prosesi diawali dengan peribadatan, dimana komoditas yang akan disasi didoakan atau digumulkan (dalam istilah setempat), dengan pakean toha dalam peribadatan tersebut pendeta akan mendoakan, dan memberkati komoditas sasi secara khusus, bersama dengan perangkat pelayan yang masing-masing dengan pakaean baniang atau pakaian jabatan majelis jemaat yang serba hitam.

Setelah didoakan nantinya akan ada semacam sosialisasi bahwa sasi telah dimulai atau su tutu sasi, sehingga dengan sendirinya masyarakat akan menjaga jangan sampai melanggar aturan yang sudah ditetapkan dan didoakan dalam peribadatan tersebut. 

Selanjutnya adalah peranan lembaga adat yakni soa yang memiliki petuanan di laut. Ketika telah dilakukan prosesi di gereja, sebagai pemegang otoritas adat, soa akan melaksanakan upacara penutupan sasi di pantai yang ditandai dengan diikatnya daong kalapa pada lokasi sasi. 

Daong kalapa ini ditautkan ke tiang sehingga tanda-tanda tersebut dilihat oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat dilarang mengambil hasil di wilayah yang ditandai. Sedangkan pemerintah desa berperan dalam pengawasan terhadap wilayah yang disasi, penegakkan aturan dan sanksi.

Dengan demikian tahapan awal dari sasi ini selesai, yang disebut tutu sasi. Tutu sasi memakan waktu cukup lama umumnya tiga sampai lima tahun. Sehingga dalam kurun waktu itu, alam akan memilki kesempatan untuk "beristirahat" sementara sehingga komoditas seperti teripang dan lola dapat berkembang biak dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun