Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kancing Rumah: Tradisi Mendirikan Rumah ala Soa Mahaluruk-Rumday Latdalam

6 September 2020   15:04 Diperbarui: 6 September 2020   16:41 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan pasak pada tiang rumah oleh Pendeta| Sumber : Dokumentasi pribadi

Maksudnya bukan kancing yang ada pada kemeja, tetapi semua tiang yang nanti menjadi penopang utama dan kerangka bumbungan rumah disusun dan diberi tanda atau nomor sehingga ketika disambungkan, sesuai dengan penomoran atau tanda tersebut hal ini dilakukan agar ketika didirikan menara rumah tidak miring atau bengkok.

Proses kancing ini tidak dilakukan di Saumlaki, lokasi dimana rumah itu didirikan, tetapi harus dilakukan di kampung (Latdalam) dianggap pamali jika proses kancing ini tidak dilakukan di kampung. 

Hal ini dimaksudkan agar semua anggota soa berperan dalam prosesnya. Jadi semacam buah tangan dari keluarga besar untuk sang pemilik. 

Sebaliknya pemilik rumah menyiapkan bahan makanan untuk nanti dimasak dan disantap bersama. Proses ini tidak memakai sistem bayar upah, karena kekerabatan tersebut.

Selanjutnya menara yang sudah dikancing itu dibongkar kembali dan akan diantar ke lokasi pendirian rumah. Proses pemindahan ini bukan berarti sudah selesai masih banyak proses yang harus dilewati. 

Setelah sampai di lokasi dilanjutkan dengan ibadah yang dipimpin oleh pendeta. Hal ini dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar dalam pengerjaan sampai selesai tidak ada hal buruk yang terjadi. 

Makna rumah bagi masyarakat bukan hanya sebagai tempat berlindung, tetapi dianggap sebagai berkat anugerah pemberian Tuhan. Karena pada umumnya pembangunan rumah bukan hal yang mudah, ada saja hal yang harus didahulukan, misalnya karena kuliah anak-anak rencana mendirikan rumah-pun ditunda untuk sementara. 

Setelah selesai prosesi ibadah dan pemberkatan menara, kini saatnya dipancangkan atau didirikan. Nah disini ada terjadi keanehan yang diluar dugaan, jadi dalam keluarga kami (Nanariain) dikenal sebagai tukang kayu dan bangunan. 

Banyak saudara sepupu, opa, dan bapa-bapa sangat ahli dalam hal kayu dan bangunan jadi dalam pembuatan rumah ini jika ada adik atau sepupu dari ayah saya menjadi mandor bangunan untuk mendirikan rumah, sudah pasti ada kesalahan yang terjadi. 

Maksudnya begini untuk yang semarga dalam hal ini Nanariain, tidak boleh menjadi mandor untuk mendirikan rumah orang Nanariain juga, jika demikian ada saja kesalahan seperti salah memotong sambungan rumah sehingga yang tadinya sudah diukur pas untuk dipotong, malah menjadi kurang dari ukuran potong (motongnya berlebih jadi tiang sambungannya terlalu pendek). 

Itu sih yang saya dengar dari percakapan para tetua dalam keluarga yang hadir saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun