Sama halnya dengan sekarang, dulu juga terdapat beberapa istilah yang keren sesuai zamannya kok. Mungkin sekarang ada istilah-istilah tertentu yang tercipta karena kreatifitas seseorang. Maksudnya begini, dalam pergaulan sehari-hari banyak istilah, singkatan, atau sebut saja bahasa gaul yang tercipta karena kreativitas seseorang dalam memandang sebuah masalah atau hal yang terjadi dalam kehidupannya tapi istilah atau ungkapan tersebut tidak mengarah pada pengertian secara baku. Contoh kata anjay ini.Â
Penggunaan kata/istilah anjay bagi generasi sekarang, menurut saya bukan berarti betul-betul mengarah untuk umpatan atau makian anjing, tapi kek sudah terprogram gitu untuk menggambarkan tentang rasa kagum, kaget jika bertemu dengan teman-teman waktu kuliah dulu dalam reuni atau sekedar ngumpul setelah lama terpisah karena studi lanjut atau pekerjaan.
Kalau memang beri umpatan, langsung saja kok enggak pernah memakai istilah anjay ini untuk betul-betul mengumpat seseorang. Itu pengalaman saya pas kumpul di reuni atau sekedar ngumpul dengan teman-teman. Namanya juga se-geng, yang mana udah tahu segala aib selama kuliah, pernah sepiring pas makan saat susah-susahnya dapat kiriman dari orangtua, ngebolang bareng, dan aktivitas lainnya yang akhirnya membuat keakraban semakin erat sehingga no harm no foul dalam persahabatan kami, so If there was no bad outcome to an action, then there's no need to be angry or upset about it.Â
Saya sih yakin generasi sekarang yang sudah remaja-dewasa cukup pandai membawa diri, tidak mungkin menggunakan anjay untuk berbicara dengan orangtua, atau orang yang belum begitu akrab. Sekalipun terjadi, enggak mungkin bermaksud untuk mengumpat, tapi lebih kepada spontanitas atau gerak refleks ketika melihat sesuatu yang membuat kaget atau kagum dimana sering diistilahkan kelepasan. Kalaupun ditiru adik-adik kami atau anak-anak, tidak betul juga semua ulah kami orang dewasa atau abang dan kakaknya. Â
Jika menjadi hal yang ditiru anak-anak, menurut saya sangat besar dipengaruhi oleh tanyangan-tanyangan sinetron yang memang langsung menjangkau individu sebab hampir semua rumah memiliki televisi.
Lagian enggak mungkin saat abang atau kakanya sementara nongkrong, adik-adiknya dibawa serta kan ? terus akhirnya kata-kata anjay dan istilah-istilah lainnya didengar. Pengaruh tayangan-tayangan sinetron punya pengaruh besar dalam perkembangan anak. Kebiasaan menonton sinetron tanpa pendampingan membuat anak cepat meniru apa yang ditontonnya.Â
Sejalan dengan itu menurut Wakil Ketua Bidang Program dan Eksternal Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Margaretha Hanita, menonton sinetron itu tidak mendidik. Ngajarin anak-anak jadi konsumtif, hedonis, saling membenci dan percintaan yang tidak sewajarnya disaksikan oleh anak-anak di bawah umur. Dikutip dari website KPAI/berita/bahaya menonton sinteron bagi anak.Â
Dari pernyataan dan ulasan tadi sekali lagi mau nunjukkin kalau Komnas PA enggak fair dalam menyikapi penggunaan kata anjay, di satu sisi ada ancaman pidana untuk yang memakai kata tersebut, di sisi lain Komnas PA seperti membiarkan tanyangan-tayangan yang kurang mendidik untuk terus ditonton anak-anak.Â
Ungkapan-Ungkapan Slang Verbal Abuse-kah.?