Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komnas PA, Se* Baru Bangun Tidurkah?

2 September 2020   09:46 Diperbarui: 2 September 2020   10:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : cnnindonesia/tangkapan layar twitter KPAI

Pagi-pagi ada topik pilihan muncul di notifikasi, pas dicek, ada tentang anjay, tapi kok ada yang aneh ya ?

Anehnya label KPAI dan Anjay diikutsertakan dalam setiap tulisan, nah pas baca-baca ketemu twitter KPAI, ngantuk jadi hilang, biar enggak salah nulis cari lagi berita yang lain dan ketemu benang merahnya.

Kayaknya tim Kompasiana sedikit keliru antara Komnas PA dan KPAI (CMIIW). Dari twitter-nya pernyataan yang viral dan jadi topik pilihan ini bukan dari KPAI tapi Komnas PA. Guys.. please kedua lembaga ini beda hehe..

Jadinya, saya berprasangka baik saja, mungkin maksud tim Kompasiana itu Komnas PA.

Komnas PA enggak Fair !

Pak Arist Sirait, mohon ijin saya kasi masukan dikit boleh ? begini pak, saya mohon semisal mau beri pernyataan, semoga dipikir dulu sebelum buru-buru di-release ya, daripada nantinya dikoreksi kembali setelah viral atau ada polemik. Saya pribadi setuju dengan pernyataan Komnas PA asal, Komnas harus fair menyikapinya. 

Maksud saya begini Pak, saya bukan orang hukum tapi dari UU Perindungan anak itu juga disebut tentang ekspolitasi anak untuk politik dan lain sebagainya dilarang. Kemerdekaan anak untuk berekreasi, kreasi dan sebagainya dijamin tapi kenyataannya Komnas PA diam lihat hak anak dirampas saat demo di DPRRI ditengah pandemi. 

Peristiwa viral waktu demo besar-besaran beberapa ormas saat pandemi di depan DPRRI kemarin ada anak-anak juga loh yang katanya ikut-ikutan demo dan sempat seret nama Om Denny Siregar, itu pernah ditegur enggak panitianya oleh organisasi pimpinan Bapak ? kalau misalnya penggunaan kata anjay dipidana, bagaimana dengan panitia demo kemarin yang mengikut sertakan anak-anak, apa ikut dipidana Bapak juga ? membahayakan nyawa juga, semisal ada anak yang ikut kena Covid-19 gimana ?. 

Saya salut dengan kerjanya Bapak serta lembaga pimpinan Bapak, apalagi Komnas PA cukup vokal tentang masalah adik yang mengalami kekerasan dan meninggal di Bali beberapa tahun silam. Tapi untuk kali ini kembali lagi, menurut saya Bapak kurang fair. Masa kata anjay dipidana sekalipun dipakai untuk bercanda ?

Sehubungan dengan itu, tanda dari sebuah bangsa yang berkembang peradabannya dilihat dari adanya perubahan dalam tatanan hidup sehari-hari masyarakat bukan ? kita tidak bisa mengontrol perubahan itu, bahkan perubahan tersebut yang mengubah cara pandang, berpikir dan bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun