Mohon tunggu...
M dan S Aja
M dan S Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Daddy, Mami beserta cici dan boy tinggal di NZ

Cuma Marcel

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Belajar dari Wall Climbing

26 Maret 2015   17:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14273667271829889474
14273667271829889474
1427366828110214587
1427366828110214587

Akhirnya saya terpikir memberi pelajaran buat si boy ini. Boy, coba kamu lihat dari semua dinding yang ada di sini. Observe mana yang menurut kamu paling mudah untuk bisa kamu panjat sampai ke atas, dan coba panjatlah dinding termudah itu. Kemudain dia mengamati semua dinding did alam ruangan itu dan memutuskan untuk mencobanya seperti arahan saya. Sebelum kamu panjat, kamu lihat dan yakinkan kalau kamu bisa sampai ke atas. "Usaha sampai terakhir yang kamu bisa usahakan sebelum kamu menyerah yah. Daddy yakin kamu bisa naik sampai ke paling atasnya" saya memberi motivasi dan arahan buat boy saya yang baru 8 tahun ini. "Ayo boy...kamu sebentar lagi sampai ke atasnya lho" saya menyemangati dia yang tinggal sedikit lagi sampai. "Well done and i am proud of you" kata saya sembari memeluk dan mencium dia saat dia sudah turun dan berhasil memanjat dinding pertamanya dia ini.

14273668811471879225
14273668811471879225
1427366948969853818
1427366948969853818

Setelah 3 dinding dia bisa panjat dan sampai ke atas, saya memilihkan 1 dinding yang menurut saya lebih susah di banding ketiga sebelumnya. "Kalau aku tidak bisa bagaimana daddy??" dia ragu akan kemampuannya dia kali ini. "Daddy tidak akan marah koq...selama kamu berusaha yang terbaik" saya menjawab. "Kali ini kamu lihat dan perhatikan tantangan yang kamu hadapi. Kemudian kamu susun strategi kamu lewat jalan mana yang menurut kamu bisa sampai ke atas" saya memberi bimbingan buat dia. Saya tahu memang yang ini susah buat dia maka tidak heran kalau dia akhirnya menyerah setelah setengah jalan.

"Tidak semua cita2 atau harapan kita pasti terwujudkan...selama kita sudah berusaha yang terbaik itulah mungkin yang terbaik buat kita" saya menanamkan pesan buat dia. "Kamu masih banyak tantangan lainnya yang harus kamu hadapi, jadi jangan terlalu di pikirkan ke gagalan kamu tadi" lanjut pesan saya.

Setelah 2 jam cici, boy dan David bermain di sana, akhirnya kita pulang ke rumah karena daddynya masih harus masak setelah sampai di rumah. "Apa yang kamu pelajari dari manjat dinding tadi??" pertanyaan yang saya ajukan kepada mereka sebagai percakapan terakhir di malam itu sebelum mereka tidur.  Jawaban2 dari mereka membuat saya senang karena mereka memahami dan mengerti apa yang selama ini kami arahkan dan ajarkan kepada mereka, tentu saja beberapa hal juga perlu saya ingatkan dan tambahkan kepada mereka pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun