Mohon tunggu...
Marchaleno adhitiyo
Marchaleno adhitiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Persada Indonesia Fikom

Hallo ! Saya marchaleno adhitiyo memiliki minat yang besar terhadap perkembangan teknologi digital dalam bentuk penyampaian informasi. Dan saya memiliki beberapa keahlian dalam pembuatan konten agar informasi yang disampaikan tetap relevan dengan seiring perkembangan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waspadaaa! Jangan Baca Artikel Ini jika Kamu Masih Mau Dibodohi

31 Oktober 2024   00:53 Diperbarui: 11 November 2024   08:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan Teknolog Informasi dan Komunikasi terjadi begitu pesat, hal ini memberikan dampak signifika yang dapat memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Seperti penyebaran informasi yang begitu pesat dengan akses yang mudah dan luas, kita bisa mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia dimanapun, dan kapanpun, tanpa adanya batasan antara ruang dan waktu.

Namun hal tersebut tidak selalu memberikan kemudahan  dalam mendapatkan informasi. Di tengah kecepatan penyebaran informasi, penyebaran berita palsu/hoax tidak bisa kita hindari. Hal ini karena semakin lama pihak- pihak pembuat berita palsu semakin ahli dalam meyakinankan pembacanya

Oleh karena itu kemampuan dalam literasi digital sangat diperlukan saat ini agar sebagai pembaca kita bisa memilih informasi yang benar dan valid. 

Dalam artikel ini akan dijelaskan contoh berita palsu yang sering marak terjadi di kehidupan sehari-hari dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta bagaiman cara mengatasi hal tersebut agar kita tidak mudah terpengaruhi dan percaya terhadap informasi yang beredar.

www.google.com
www.google.com

1. Hujan cacing di china

Dilansir dari  Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hujan cacing di China. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 13 Maret 2023.

Unggahan klaim video hujan cacing di China berupa video berdurasi 0.43 detik. Awalnya menampilkan sejumlah video mobil yang diparkir di bahu jalan depan bangunan dan terdapat benda panjang hitam di sekitar mobil tersebut hingga sebagian menutupi mobil.

Cuplikan video tersebut pun berubah dengan menampilkan benda panjang bergerak pada permukaan tanah. 

Dalam video tersebut terdapat narasi sebagai berikut.

"Fenomena hujan aneh terjadi di Beijing China warga di Ibu Kota negara tirai bambu tersebut terkejut karena tiba-tiba turun hujan cacing, hingga kini belum diketahui sumber fenomena tersebut, warga Beijing pun merasa bingung dengan fenomena itu.

Laman El Elardo melaporkan bahwa penduduk Beijing mendapat pengumuman saat hendak meninggalkan rumah, dalam cuplikan berita terlihat warga kota menjalankan rutinitas sehari-harinya dengan membawa payung agar tidak terkena ulat yang berjatuhan."

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Hujan Cacing di Beijing Cina. ..."

Faktanya Adalah :

Dilansir dari  Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video hujan cacing di China, artikel  berjudul "Viral Hujan Cacing di China, Ini Fakta yang Sebenarnya" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 14 Maret 2023 menyebutkan, benda tersebut ternyata hanyalah sebuah tangkai bunga yang jatuh dari pohon.

Seperti diketahui, daerah China saat ini mulai memasuki musim semi atau spring, sehingga bunga-bunga mulai banyak berguguran beserta tangkainya untuk menjadi bunga baru.

Kabar ini juga diklarifikasi oleh salah satu pengguna TikTok yang saat ini tinggal di China. Ia bahkan turut menjelaskan bahwa kabar adanya hujan cacing di Beijing tidak benar adanya. Justru yang terjatuh di atas kendaraan-kendaraan tersebut adalah tangkai bunga biasa.

"Kalian lihat apa yang aku pegang terlihat seperti cacing sebenarnya ini 'tree's pollen' ini asalnya bunga dari atas pohon terus dia jatuh kebawah, di Beijing sekarang sudah musim winter, dari musim sejuk beralih ke musim spring musim bunga," tulis akun @imniming di TikTok.

Pengguna TikTok ini juga menjelaskan jika jatuhnya tangkai bunga dari pepohonan tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya, wilayah Beijing sudah memasuki musim semi. Sehingga, kejadian tersebut adalah kejadian yang wajar dan pastinya bukan karena hujan cacing.

"Jadi bunga akan jatuh dulu jadi keluarlah bunga. Oke akan tiba musim spring di Beijing, jadi yang kalian lihat ini bukan cacing tapi tree's pollen, jadi jangan percaya bulat-bulat," jelas keterangan akun tersebut 

Kabar lain mengatakan jika tangkai bunga yang berjatuhan tersebut adalah tangkai dari bunga poplar pohon tulip. Sehingga bentuknya menyerupai cacing dan bukan hewan ulat dan lain sebagainya yang viral dibahas di media sosial.

Artikel berjudul "Fakta Menarik Catkin, Bunga dari Pohon Poplar yang Dikaitkan dengan Hujan Cacing di China" yang dimuat Liputan6.com, pada 15 Maret 2023 menyebutkan, media dan pihak berwenang China tidak membuat laporan seperti itu tentang fenomena hujan cacing. Selain itu, pemeriksaan ketat terhadap video tersebut menunjukkan apa yang disebut cacing tidak terlihat di jalan-jalan terdekat.

Penduduk dan jurnalis di China mengidentifikasi mereka sebagai catkin dari pohon poplar, yang merupakan pemandangan umum selama musim semi.

Catkin adalah kelompok bunga yang menggantung dari pohon dan tidak memiliki kelopak. Mereka dapat ditemukan di banyak jenis pohon, dan angin membantu membawa serbuk sari untuk reproduksi.

Perlu dicatat bahwa pohon poplar banyak tumbuh di seluruh China, dan catkin adalah pemandangan umum selama musim semi.

Singkatnya, video viral yang mengklaim hujan cacing di China sebenarnya menunjukkan catkin pohon poplar.

BENTUK LITERASI DIGITAL DALAM MENGATASINYA

Sebagai upaya mencegah terjadinya berita palsu dalam kehidupan sehari-hari dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca sebelum benar-benar menerima informasi tersebut. Berikut beberap langkah yang perlu diperhatikan agar terhindar dari fenomena penyebaran berita palsu di media sosial.

1. Meningkatkan Kredibilitas Sumber Informasi 

Dalam era digital seperti sekarang, informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh siapa saja. Namun, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa informasi yang kita gunakan  adalah  kredibel  dan  terpercaya.  Menjadi  sangat  penting  untuk  memahami sumber mana yang dapat dipercaya, terutama ketika kita membuat keputusan penting atau memperoleh pengetahuan baru. Sumber tepercaya biasanya mencakup situs berita resmi, lembaga penelitian yang diakui, dan pakar yang berpengalaman dalam

 bidang terkait. Informasi  yang  berasal  dari  sumber-sumber  ini  lebih  cenderung  akurat  dan  dapat diandalkan. Oleh karena itu, langkah pertama adalah mengidentifikasi sumber-sumber tersebut sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi kepada orang lain. Selain itu, kita perlu memeriksa kredibilitas penulis. Penulis dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dan pengalaman dalam bidang tersebut cenderung memberikan informasi yang lebih kredibel. 

2. Cek Fakta dan Pembuktian

Lakukan penelusuran yang mendalam untuk memastikan kebenaran berita. Periksa fakta-fakta yang disajikan dalam berita tersebut. Sudahkah ada bukti yang mendukung klaim yang diberikan? Apakah ada statistik, data, atau laporan resmi yang dapat memvalidasi informasi tersebut? Jangan mudah percaya tanpa adanya bukti yang jelas.

3. Perhatikan Judul dan Isi Berita

Selanjutnya, perlu memperhatikan judul dan isi berita. Berita hoax seringkali menggunakan judul yang provokatif dan sensasional untuk menarik perhatian pembaca.

 Isi berita yang penuh dengan kontradiksi dan tidak masuk akal juga dapat menjadi indikator berita palsu. Jika ada kejanggalan dalam bahasa yang digunakan atau cerita yang disajikan, sebaiknya harus waspada.  

Kesimpulan : 

Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi telah banyak membantu kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, Terutam dalam hal penyebaran informasi yang begiitu cepar dan luas, masyarakat jadi bisa mendapatkan informasi di manapun dan kapanpun tanpa adanya batasan antara ruang dan waktu. Namun hal tersebut tidak terlepas dari yang namanya berita palsu yang sudah menjadi fenomena di media sosial. 

Kemampuan literasi digital sangat diperlukan agar kita bisa memilah informasi secara akurat dan kredibel. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun