Mohon tunggu...
Marchaleno adhitiyo
Marchaleno adhitiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Persada Indonesia Fikom

Hallo ! Saya marchaleno adhitiyo memiliki minat yang besar terhadap perkembangan teknologi digital dalam bentuk penyampaian informasi. Dan saya memiliki beberapa keahlian dalam pembuatan konten agar informasi yang disampaikan tetap relevan dengan seiring perkembangan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waspadaaa! Jangan Baca Artikel Ini jika Kamu Masih Mau Dibodohi

31 Oktober 2024   00:53 Diperbarui: 11 November 2024   08:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar lain mengatakan jika tangkai bunga yang berjatuhan tersebut adalah tangkai dari bunga poplar pohon tulip. Sehingga bentuknya menyerupai cacing dan bukan hewan ulat dan lain sebagainya yang viral dibahas di media sosial.

Artikel berjudul "Fakta Menarik Catkin, Bunga dari Pohon Poplar yang Dikaitkan dengan Hujan Cacing di China" yang dimuat Liputan6.com, pada 15 Maret 2023 menyebutkan, media dan pihak berwenang China tidak membuat laporan seperti itu tentang fenomena hujan cacing. Selain itu, pemeriksaan ketat terhadap video tersebut menunjukkan apa yang disebut cacing tidak terlihat di jalan-jalan terdekat.

Penduduk dan jurnalis di China mengidentifikasi mereka sebagai catkin dari pohon poplar, yang merupakan pemandangan umum selama musim semi.

Catkin adalah kelompok bunga yang menggantung dari pohon dan tidak memiliki kelopak. Mereka dapat ditemukan di banyak jenis pohon, dan angin membantu membawa serbuk sari untuk reproduksi.

Perlu dicatat bahwa pohon poplar banyak tumbuh di seluruh China, dan catkin adalah pemandangan umum selama musim semi.

Singkatnya, video viral yang mengklaim hujan cacing di China sebenarnya menunjukkan catkin pohon poplar.

BENTUK LITERASI DIGITAL DALAM MENGATASINYA

Sebagai upaya mencegah terjadinya berita palsu dalam kehidupan sehari-hari dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca sebelum benar-benar menerima informasi tersebut. Berikut beberap langkah yang perlu diperhatikan agar terhindar dari fenomena penyebaran berita palsu di media sosial.

1. Meningkatkan Kredibilitas Sumber Informasi 

Dalam era digital seperti sekarang, informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh siapa saja. Namun, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa informasi yang kita gunakan  adalah  kredibel  dan  terpercaya.  Menjadi  sangat  penting  untuk  memahami sumber mana yang dapat dipercaya, terutama ketika kita membuat keputusan penting atau memperoleh pengetahuan baru. Sumber tepercaya biasanya mencakup situs berita resmi, lembaga penelitian yang diakui, dan pakar yang berpengalaman dalam

 bidang terkait. Informasi  yang  berasal  dari  sumber-sumber  ini  lebih  cenderung  akurat  dan  dapat diandalkan. Oleh karena itu, langkah pertama adalah mengidentifikasi sumber-sumber tersebut sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi kepada orang lain. Selain itu, kita perlu memeriksa kredibilitas penulis. Penulis dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dan pengalaman dalam bidang tersebut cenderung memberikan informasi yang lebih kredibel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun