APA itu Vokasional? Bagi beberapa orang, istilah ini masih mengundang pertanyaan dan kebingungan. Namun, sebenarnya Vokasional adalah singkatan dari Vocational Education and Training (VET) yang memiliki arti pendidikan dan pelatihan kejuruan.
Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Vokasional adalah bentuk pendidikan yang mengajarkan siswa untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai dengan bidang pekerjaan tertentu. Pembelajaran pada Vokasional tidak hanya menekankan pada teori semata, melainkan juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah kemampuan praktik di bidangnya.
Menjalani pendidikan Vokasional di Indonesia tidaklah sulit, pasalnya pemerintah setiap tahunnya selalu membuka pendaftaran untuk program Vokasional yang terbuka bagi siswa setelah menyelesaikan tingkat pendidikan dasar. Jadi, bagi siswa yang memiliki minat dan bakat pada bidang tertentu, Vokasional bisa menjadi peluang emas untuk mengejar masa depan yang lebih cerah di bidang yang diinginkan.
Selain dapat mengasah kemampuan, Pendidikan Vokasional juga dapat meningkatkan rasa patriotisme. Menurut buku "Jiwa Patriotisme" oleh Sri Kartini (2020), patriotisme berasal dari kata patriot dan isme, artinya sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan.
Menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme di Indonesia untuk menghadapi hambatan utama yaitu rendahnya kesadaran patriotik di kalangan pemuda Indonesia. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pemuda Indonesia untuk mengembangkan program-program yang relevan dengan kebutuhan industry dan meningkatkan kesadaran patriotic di kalangan mahasiswa.
Menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme menghadapi beberapa hambatan yaitu:
1. Pembangunan SDM yang Tidak Prioritas
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) tidak menjadi prioritas pembangunan nasional, seperti terlihat dalam RPJNP 2004–2025 yang tidak menjadikan pembangunan SDM sebagai skala prioritas. Jika pengembangan SDM tidak menjadi prioritas, pengajar mungkin tidak memiliki keterampilan terbaru atau metode pengajaran yang efektif. Ini menghambat kemampuan mereka untuk mengajarkan keterampilan vokasional dengan cara yang relevan dan menarik.Â
2. Kurangnya Keterampilan Komunikasi dan Kreatif Sumber daya manusia
Indonesia perlu memiliki keterampilan komunikasi, kritis, kreatif, digital literasi, dan keterampilan berpikir tinggi untuk bersaing di era revolusi industri 4.0. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, pengajar mungkin kesulitan menyampaikan dan membahas nilai-nilai patriotisme secara efektif dalam konteks pendidikan vokasional.
3. Terbatasnya Anggaran dan Sarana Prasarana