Ekskursi Kolese Kanisius ke Pesantren Darul Falah di Cihampelas, Bandung, menjadi momen berharga yang penuh pembelajaran. Kegiatan ini tidak hanya mempertemukan siswa dari dua institusi pendidikan dengan latar belakang yang berbeda, tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi, dialog antaragama, dan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam suasana hangat persahabatan, para siswa dan santri belajar untuk saling memahami dan merajut persaudaraan yang melampaui sekat-sekat perbedaan.
Dua Tradisi Pendidikan, Satu Tujuan Mulia
Kolese Kanisius dikenal sebagai sekolah Katolik yang mengusung tradisi Jesuit, menekankan intelektualitas, spiritualitas, dan pelayanan kepada sesama. Sementara itu, Pesantren Darul Falah, sebagai lembaga pendidikan Islam, memiliki fokus yang serupa dalam membentuk santri yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Kedua institusi ini, meskipun berbeda dalam tradisi, memiliki tujuan yang sama: mendidik generasi muda menjadi manusia yang unggul, berkontribusi untuk masyarakat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Ekskursi ini menjadi jembatan yang menghubungkan dua tradisi pendidikan tersebut. Melalui kunjungan ini, siswa Kolese Kanisius berkesempatan menyaksikan langsung bagaimana kehidupan di pesantren berlangsung. Mereka belajar tentang rutinitas harian santri, metode pengajaran agama, dan nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan pesantren. Di sisi lain, para santri Darul Falah juga mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat kehidupan siswa di sekolah Katolik, membuka wawasan mereka tentang dunia luar pesantren yang mungkin jarang mereka temui.
Rangkaian Kegiatan Penuh Makna
Ekskursi dimulai dengan penyambutan hangat dari santri dan pengurus Pesantren Darul Falah. Para santri mempersembahkan pertunjukan seni Islami seperti hadrah, shalawat, dan pembacaan syair keagamaan. Suasana ceria dan penuh persaudaraan segera terbangun, menghapus rasa canggung di antara para peserta.
Sesi diskusi kelompok menjadi salah satu kegiatan paling berkesan dalam kunjungan ini. Siswa Kolese Kanisius dan santri Darul Falah duduk bersama untuk berbagi pandangan tentang keberagaman, toleransi, dan peran generasi muda dalam membangun bangsa. Dialog ini menunjukkan bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, ada begitu banyak kesamaan dalam harapan dan cita-cita mereka untuk masa depan Indonesia.
Kegiatan belajar bersama juga menjadi highlight dari ekskursi ini. Siswa Kanisius diajak untuk mengikuti pengajian singkat dan memahami bagaimana kajian Al-Qur'an dilakukan di pesantren. Sebaliknya, santri Darul Falah dikenalkan pada metode pembelajaran modern yang diterapkan di Kolese Kanisius. Interaksi ini menjadi momen yang membuka wawasan, memperkaya pengalaman, dan mengajarkan bahwa proses belajar tidak mengenal batasan agama atau tradisi.
Malam harinya, diadakan refleksi bersama, di mana siswa dan santri merenungkan pengalaman mereka sepanjang hari. Banyak dari mereka yang mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan ini. Refleksi ini menjadi momen mendalam yang menyadarkan mereka bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk saling menghormati dan bekerja sama.
Pelajaran Toleransi yang Berharga
Toleransi menjadi salah satu pesan utama yang ingin disampaikan melalui ekskursi ini. Di tengah keberagaman Indonesia yang luar biasa, toleransi adalah fondasi penting untuk menjaga persatuan dan harmoni. Ekskursi ini memberikan pelajaran langsung kepada siswa tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menemukan kesamaan yang mempersatukan.
Bagi siswa Kanisius, toleransi bukan lagi sekadar teori yang dipelajari di kelas, tetapi sebuah praktik nyata yang mereka alami selama kunjungan ini. Mereka menyadari bahwa toleransi melibatkan sikap saling memahami, menghargai, dan membuka hati untuk belajar dari orang lain. Demikian pula bagi santri Darul Falah, kunjungan ini memperkenalkan mereka pada pluralitas yang ada di Indonesia dan menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman.
Membangun Jembatan untuk Masa Depan
Ekskursi ini tidak hanya menjadi pengalaman sekali waktu, tetapi juga sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar dalam membangun jembatan antaragama. Dalam suasana penuh kehangatan dan persahabatan, siswa dan santri belajar untuk menghargai perbedaan, mengapresiasi keunikan masing-masing, dan bekerja sama dalam mewujudkan tujuan bersama.
Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat memainkan peran penting dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan untuk hidup harmonis di tengah keberagaman. Dengan melibatkan siswa dalam dialog langsung seperti ini, mereka tidak hanya belajar tentang pentingnya toleransi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu membawa pesan damai ke komunitas mereka masing-masing.
Harapan di Akhir Kunjungan
Ekskursi Kolese Kanisius ke Pesantren Darul Falah meninggalkan jejak yang mendalam bagi semua pihak yang terlibat. Bagi para siswa, pengalaman ini membuka mata mereka terhadap pentingnya dialog dan kerja sama lintas agama. Bagi para santri, kunjungan ini memperkaya wawasan mereka tentang dunia luar dan menunjukkan bahwa keberagaman adalah sesuatu yang harus dirayakan.
Keberhasilan ekskursi ini menjadi pengingat bahwa persatuan Indonesia tidak hanya dibangun melalui slogan, tetapi juga melalui tindakan nyata yang menjembatani perbedaan. Kegiatan seperti ini perlu terus dilanjutkan dan dikembangkan, agar generasi muda Indonesia tumbuh menjadi individu yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki semangat persaudaraan yang kokoh.
Ekskursi ini adalah langkah kecil menuju Indonesia yang lebih damai, inklusif, dan harmonis. Dengan semangat seperti ini, masa depan Indonesia berada di tangan generasi yang mampu menghargai keberagaman dan menjadikannya sebagai kekuatan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H