Mohon tunggu...
Bernardus Marcello Agieus
Bernardus Marcello Agieus Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Ingin menyampaikan isi kepala saya dalam bentuk tulisan agar dapat menjadi bahan diskusi bersama manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

mala/taka

21 Januari 2024   21:56 Diperbarui: 22 Januari 2024   13:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hareda mengernyitkan dahi, jantungnya berdetak cepat, dan tidak dapat berkata apa pun.

"Segera lah berlari keluar komplek ini melalui pintu rahasia. Cari Taka. Papa akan menahan musuh disini. Jangan percaya kepada siapa pun, tidak ada yang bisa dipercaya dalam situasi sekarang. Jangan serahkan Taka kepada siapa pun, kecuali kepada seorang ini." Pak Lik kemudian memberikan sebuah kertas berisikan koordinat. "Tapi sebelumnya, mari menikmati secangkir teh hangat bersama Papa untuk yang terakhir kalinya." Hareda mengikuti perintah ayahnya itu, karena ia percaya rencana ini adalah keputusan yang terbaik, sekaligus setuju untuk minum teh sebagai kesempatan terakhir bertemu ayahnya.

Seusai minum teh, Hareda segera menuju toilet di ujung ruangan. Sebelum masuk ke dalam toilet, ia menoleh ke arah ayahnya dan menganggukkan kepala, dibalas oleh senyuman Pak Lik. Ia kemudian menutup pintu toilet dan menekan tombol flush kloset selama tiga kali. Seketika lantai di bawah Hareda terbuka dan ia terjatuh ke dalam sebuah terowongan bawah tanah. Hareda menoleh ke atas dan lantai tempat ia berpijak tadi sudah tertutup Kembali secara otomatis, hal ini berarti dapat memperlambat musuh menemukan terowongan rahasia ini dan dirinya.

Hareda kini berada di ujung terowongan setelah berjalan lebih dari 2 jam. Ia menaiki tangga tersebut dan membuka pintu terowongan di atas kepala nya. "Oh, ini luar biasa." respons Hareda setelah menyadari bahwa terowongan tadi menghubungkannya dengan sebuah bengkel modifikasi kendaraan angkutan umum, salah satu usaha legal milik Keluarga Lik, yang tercatat sebagai milik salah satu tukang kebun setia Keluarga Lik. Tanpa ada yang mengetahui, bengkel ini juga menjadi garasi bagi koleksi mobil-mobil Keluarga Lik yang terletak di bawah tanah.

"Selamat siang, Pak Lik. Kita langsung saja ke ruangan." ucap Kinan, Kepala Bisnis Keluarga Lik, salah satu orang yang paling dipercaya di Keluarga Lik sekaligus teman baik Hareda. Hareda tidak mempermasalahkan ia dipanggil Pak Lik, karena itu adalah panggilan bagi siapa pun yang menjadi kepala Keluarga Lik. "Pak Lik sudah menghubungimu, ya?" tanya Hareda, memastikan. "Iya, sudah. Aku turut berduka cita." jawab Kinan. "Terima kasih, tapi kita tidak punya waktu untuk berduka cita. Aku sudah punya rencana. Kamu masih punya kenalan mafia pedagang kaki lima itu, kan?" tanya Hareda yang langsung dibalas senyuman oleh Kinan, menandakan bahwa dirinya paham apa rencana Hareda --- meski belum ia jelaskan satu kata apa pun.

Kinan kemudian langsung menghubungi seluruh mafia pedagang kaki lima di seantero ibu kota. Hareda meminta para mafia tersebut membuka warung-warung baru di seluruh ibu kota secepat mungkin, dengan upah bayaran sepuluh kali lipat dari biaya membuka warung-warung tersebut. Hareda juga menghubungi Arief, Komandan Pasukan Keluarga Liek, yang sedang dalam perjalanan kembali ke ibu kota usai tertipu menghampiri provinsi-provinsi di kawasan. Hareda memerintahkan Arief untuk segera menyebarkan pasukan yang tersisa untuk berkamuflase menjadi pedagang dan pembeli di warung-warung baru yang akan dibuka tersebut untuk mencari Taka --- seekor kucing kecil dengan bulu cokelat lebat yang mengembang disertai bintik-bintik hitam dan kedua bola mata berwarna kuning bulat seperti cahaya bulan, yang ternyata akan menemukan rumah barunya malam nanti.

bersambung...

sumber: iserewa.in
sumber: iserewa.in

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun