Mohon tunggu...
Marcelline Vania
Marcelline Vania Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selamat Membaca!

Selanjutnya

Tutup

Film

Garuda Superhero dan Gundala, Dua Patriot Pemanggil Jiwa Nasionalisme dari Latar yang Berbeda

14 Desember 2020   14:42 Diperbarui: 15 Desember 2020   10:58 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Sumber: youtube

Jika membahas superhero, Apa yang pertama kali muncul dalam benak kalian? Apakah Superman? Iron Man? Atau Captain Amerika?

Ya, film superhero di atas memang sangat dikenal di berbagai penjuru negeri. Tapi tahu kah kalian, bahwa Indonesia juga mempunyai film superhero yang tidak kalah keren? Sebut saja film tersebut adalah Garuda Superhero (2015) dan Gundala (2019)

Garuda Superhero dan Gundala adalah dua sosok pahlawan super yang begitu mencintai Indonesia. Kedua film ini mengisahkan upaya perlindungan terhadap bangsa dari berbagai ancaman. Jiwa nasionalisme dari tokoh utama begitu nyata terlihat melalui aksinya.

Aspek komunikasi politik dan sosiokultural turut dijunjung dalam kedua film ini. Beberapa adegan memperlihatkan interaksi antara penguasa atau jajaran atas dengan rakyat biasa, kritik sosial, dan upaya penyelamatan bangsa.

Film adalah salah satu media komunikasi massa yang efektif dan menarik. Hal ini dikarenakan film mampu mengemas pesan dalam penggambaran nyata, ekspresif, dan mempunyai kedekatan emosional dengan penonton (McQuail, 2010, h. 35-37).

Pada film Garuda Superhero dan Gundala, ajakan pada masyarakat untuk menanamkan jiwa nasionalis dan patriotis mengkategorikan film ini ke dalam film Nasionalisme. Dari situ, saya tertarik membedah kedua film ini menggunakan teori representasi nasionalisme.

Nasionalisme (dalam Ernanda, 2019) diartikan sebagai gerakan atau ajaran untuk dapat mencintai bangsa dan negara.

Menurut Retno Listyarti (dalam Ernanda, 2019) naionalisme terbagi dalam beberapa bentuk yaitu nasionalisme kewarganegaraan, nasionalisme etnis, dan nasionalisme romantik. Peran film sebagai media massa dapat menjadi penyalur nasionalisme yang baik bagi masyarakat.

Lalu, seperti apa nasionalisme yang ditampilkan? Apakah ada perbedaan nasionalisme yang dijunjung dalam film?

Yuk, langsung saja kita simak pembahasan berikut!

Pejuang keadilan seluruh warga negara

Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Warga negara mempunyai peran aktif dalam negara. Nasionalisme kewarganegaraan melihat bagaimana negara memperoleh kebenaran politik melalui partisipasi aktif rakyatnya. Film Garuda dan Gundala turut memperlihatkan hal tersebut.

Pada film Garuda, sebagian besar yang disorot adalah mereka yang berada pada jajaran kaum elit. Bara tokoh utama yang menjadi pahlawan super adalah rakyat biasa yang kebetulan diangkat menjadi anak keluarga Derma yang adalah pembangun Metro City.

Gambaran perjuangan rakyat kecil untuk memperoleh keadilan memang tidak diperlihatkan secara gamblang. Namun bagaimana Bara mengupayakan untuk melindungi seluruh rakyat dengan memberanikan diri melawan Durja King yang haus akan kekuasaan merepresentasikan nasionalisme kewarganegaraan untuk memperjuangan keadilan bersama.

Gambar 2. Sumber: youtube
Gambar 2. Sumber: youtube

Jika asteroid jatuh ke bumi, dampak yang dihasilkan bagi manusia sangatlah berbahaya. Bencana alam hingga radiasi yang berbahaya bagi manusia berupaya dicegah oleh Bara supaya seluruh rakyat dapat terselamatkan dan tidak hanyak kaum tertentu yang selamat.

Sedangkan pada film Gundala, banyak adegan yang menunjukkan bagaimana rakyat memperjuangkan haknya. Jika dibandingkan, konflik Gundala terlihat lebih realistis dan merepresentasikan apa yang terjadi di Indonesia.

Sumber: svarga.news
Sumber: svarga.news

"Kalau kita tidak memperjuangkan keadilan, itu namanya kita bukan manusia lagi"

Ayah Sancaka yang adalah buruh kerja, selalu mengupayakan keadilan. Aspirasi berani dikumandangkan kepada mereka yang kuat dan berkuasa. Nasionalisme kewarganegaraan demi keseimbangan hidup rakyat terlihat dalam adegan ini.

Adapun, masyarakat yang berani mengkritik kinerja pemerintah diperlihatkan pada beberapa adegan seperti para pedagang pasar yang berani melakukan demonstransi, dan cuplikan masyarakat yang diwawancarai oleh wartawan.

"Saya sih gak tahu itu hoaks ato engga, tapi bikin semangat. Daripada wakil rakyat, emang mereka mikirin rakyat?"

Sebuah kritik keras dari rakyat kepada pemerintah yang pada film digambarkan tidak dapat menjalankan kinerjanya dengan baik. Korupsi merajalela, kesejahteraan seolah hanya dimiliki kaum berada, dan rakyat kecil semakin tertindas. Penyampaian aspirasi melalui media pun begitu kental dengan demokrasi.

Dari kedua film di atas, Gundala mempunyai cerita yang realistis dan jauh lebih dekat dengan kondisi sosial, politik, dan budaya Indonesia. Cerita film Garuda masih kurang memperlihatkan perjuangan kewarganegaraan, dasar terbentuknya Garuda juga kurang memperlihatkan adanya kemauan dalam diri Bara untuk melindungi keadilan seluruh warga negara.

Penumpas penjajahan dalam negeri

"Di negara ini tak ada satupun yang ingin tanahnya dijajah"

Nasionalisme yang paling terlihat dalam film Garuda terlihat dari ucapan Bara kepada Durja King di mana ia tidak rela tanah airnya dijajah. Walau konflik yang dibawakan terlalu fantasi, namun masih menyiratkan sepenggal rasa cinta terhadap tanah air yang mendalam.

Perjuangan untuk melindungi bangsa pada dasarnya sesuai dengan definisi dari nasionalisme yang berarti rasa cinta pada tanah air. Adegan-adegan heroik demi melindungi bangsa diperlihatkan melalui upaya para ilmuwan untuk menghancurkan asteroid yang mengancam Indonesia, begitupun dengan aksi heroik Garuda untuk menumpas kejahatan dalam negeri.

Begitupun dengan film Gundala, penjajah yang terkadang adalah bangsa sendiri  berupaya untuk ditumpas habis oleh Gundala dan rakyat yang peduli terhadap bangsa.

"Gak ada gunanya hidup, kalau cuma mikirin diri sendiri!"

Satu kalimat yang menjadi tamparan bagi warga negara, yang masih belum peduli dengan keadaan negaranya. Sancaka yang mulanya adalah sosok pemuda apatis semakin lama mulai peduli pada keadaan bangsa yang sedang di ambang kehancuran. Kesadaran mengenai pentingnya nasionalisme perlu ditanamkan demi keutuhan bangsa dan negara.

"Kita harus minta ganti rugi ke Ganda Hamdan"

Upaya Wulan yang adalah pedagang pasar merepresentasikan keberanian rakyat kecil menghapuskan ketidakadilan dari para penguasa yang semena-mena. Sikap semena-mena para penguasa inilah yang menjajah bangsa Indonesia.

Bagaimana rakyat berani melawan tindak yang merusak mental dan keutuhan bangsa merupakan aksi heroik dalam membebaskan bangsa dari para penjajah. Garuda dan Gundala berhasil menyampaikan pesan tersebut dengan sudut pandang masing-masing.

Cinta Pemerintah pada Rakyatnya

Nasionalisme kerap hanya membahas bagaimana rakyat berpartisipasi dan berupaya untuk terus mencintai bangsanya. Tanpa sadar, peran pemerintah tidak diperlihatkan sebagai bentuk nasionalisme.

"Saya tidak akan pernah meninggalkan rakyat, sekalipun nyawa taruhannya"

Ungkapan presiden dalam Garuda menunjukkan betapa pemimpin negara mencintai rakyat yang merupakan komponen penting negara. Nasionalisme dari pemerintah yang seharusnya terus dijunjung berupaya untuk disampaikan dalam film Garuda.

Gambar 3. Sumber: youtube
Gambar 3. Sumber: youtube

Selain itu, dalam film Gundala memang banyak diperlihatkan kurangnya kinerja pemerintah. Namun, menuju puncak cerita pemerintah mulai menunjukkan cintanya kepada rakyat dengan memperjuangkan vaksin bagi ibu hamil yang mengandung generasi penerus bangsa.

Pemerintah berupaya untuk melindungi bangsa dari ancaman Pengkor yang ingin menjadikan generasi penerus yang amoral. Walau nyatanya langkah yang dipilih tidak tepat, namun upaya perlindungan mencerminkan nasionalisme pemerintah kepada bangsa dan negara.

Kedua film ini mempunyai pesan nasionalisme yang mendalam bagi penonton. Hanya saja tetap ada perbedaan dalam penyajian ceritanya. Garuda terlihat mempunyai cerita yang kurang nyata dan kurang dekat dengan budaya Indonesia. Isu yang diangkat pun tidak dekat dengan permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Sedangkan permasalahan sosial yang diangkat dalam film Gundala terasa sangat dekat dengan keadaan bangsa, di mana banyaknya kaum dominan yang terus haus akan kekuasaan hingga menghalalkan segala cara. Kemudian upaya rakyat untuk menyuarakan aspirasi sesuai dengan prinsip demokrasi juga sangat dekat dengan realitas yang terjadi di Indonesia.

Pahlawan super adalah perwujudan jiwa nasionalis dan patriotis. Kemasan konsep dan alur cerita dengan tema tersebut mampu memberi pesan mendalam bagi khalayak. Sudah saatnya kita, bangsa Indonesia, mewujudkan pesan tersebut dan menjadi pahlawan bagi bangsa.

Hidup Merah Putih!

Penulis: Cornelia Maria Radita

Daftar Pustaka:

Ernanda, F. (2019). NASIONALISME DALAM FILM 3 SRIKANDI KARYA IMAM BROTOSENO (KAJIAN NARATOLOGI GERARD GENETTE). BAPALA, 5(2).

McQuail, Denis. (2010). McQuail's Mass Communication Theory. SAGE Publications Ltd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun