Pada kondisi inilah saya dan murid-murid saya bersama-sama mengeksplorasi Borobudur dan Prambanan di dalam Second Life. Kebetulan yang bikin Borobudur dan Prambanan ini teman saya, seorang aktivis sejarah Indonesia.
Sekarang Anda tentu sudah lebih bisa menilai mana yang benar-benar metaverse, mana yang bukan. Headset VR, NFT, crypto, itu semua bukan metaverse.Â
NFT dan crypto itu hanya memanfaatkan metaverse sebagai platform untuk menjual karya-karya seniman. Sedangkan headset VR itu hanyalah alat yang dipakai untuk akses metaverse, tanpa ini pun jika Anda sedang mengakses metaverse, Anda tetap disebut sebagai pengguna metaverse kok.Â
Bukan bermaksud mendiskreditkan peran headset VR di dalam mengakses metaverse ya, karena pemakaian headset VR juga sangat bagus, bisa bikin badan kita aktif gak cuma duduk. Saya sendiri kepengen kok punya headset VR, tapi masih nabung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H