Ketiga, metaverse adalah imersif. Imersif ini artinya menggunakan gambar tiga dimensi yang tampak mengelilingi pengguna, bisa dilihat dari kanan, kiri, atas, bawah.Â
Itu sebabnya metaverse lebih disukai daripada platform 3D, karena sifat imersif ini yang membuat interaksi belajar atau kerja jadi lebih menyenangkan, lebih bermakna.Â
Nah, ini lalu difasilitasi oleh headset VR (virtual reality) dan AR (Augmented reality). Mari kita garis bawahi kata "difasilitasi", karena akhir-akhir ini propaganda iklan produk VR jadi lebih ganas, hingga menyebut sesuatu itu bukan metaverse jika user belum pakai headset VR. Di sini saya cuma geleng-geleng kepala.Â
Berikutnya, kita masuk ke dalam definisi Facebook. Pertama adalah ruang virtual dimana Anda bisa membuat (create) sesuatu bersama orang lain yang tidak seruangan fisik.Â
Di Second Life, saya sering membuat sesuatu, seperti misalnya kursi, baju, tempat tidur, rumah, lukisan, apapun barang 3D yang bisa dimanfaatkan oleh avatar 3D yang lain. Saya juga pernah berkolaborasi dengan teman-teman dari negara lain untuk membuat suatu seni instalasi.Â
Inilah yang dimaksud Facebook sebagai create. Itu sebabnya, supaya sebuah platform virtual dikatakan sebagai metaverse dia harus punya suatu ruang yang disebut "sandbox", di situ pengguna bisa membuat sesuatu dengan bebas. Jadi, dengan demikian, jika sebuah metaverse tidak memungkinkan Anda untuk membuat sesuatu di dalamnya, maka itu bukan metaverse.
Terakhir dari definisi Facebook adalah: ruang virtual dimana Anda bisa mengeksplorasi (explore) bersama orang lain yang tidak berada di ruangan fisik yang sama dengan Anda. Kembali saya memberi contoh kehidupan di Second Life.Â
Ada banyak situs yang bisa dikunjungi, katakan saja yang asli milik Indonesia: Borobudur dan Prambanan. Saya pernah mengajar fotografi di dalam Second Life, waktu itu murid-murid saya ajak memasuki situs ini di dalam Second Life.Â
Mereka saya tantang untuk membuat foto-foto yang bagus dari berbagai object 3D yang ada di sana, ya tentunya candi dan berbagai object pendukung seperti rumput, kerbau, dan lain-lain.Â
Semua object 3D. Murid-murid saya berasal dari seluruh dunia, sudah dewasa, dan saya tidak tahu mereka berasal dari mana dan saya tidak ambil pusing yang penting mereka niat belajar.Â