Saya sangat menikmati kemungkinan berkolaborasi dengan lebih banyak expert di seluruh dunia, yaitu mereka yang mendedikasikan waktu banyak untuk bidang yang mereka geluti. Pendidik, designer, entertainer, seniman, mereka adalah profesional yang mengedepankan etika dalam bergaul walaupun hanya melalui metaverse.
Selain itu juga kemungkinan pemaparan karya seni saya di dunia internasional. Di metaverse, pemaparannya jelas berbeda jika dibandingkan di website biasa, lebih menyenangkan dan lebih nyata sesuai jika diaplikasikan ke benda-benda nyata.
Misalnya begini, pada pameran seni di website biasa kita hanya melihat karya seni sebagai satu file foto saja, sedangkan jika di metaverse, karya seni yang saya buat itu sudah berpigura dan ditancapkan pada dinding rumah atau galeri seni sehingga orang akan langsung melihat pengaplikasian karya seni saya itu di obyek-obyek yang sebenarnya.
Lalu demi efisiensi biaya, terutama karena merosotnya perekonomian akibat pandemi covid ini, saya memutuskan untuk tidak lagi bergelut dengan sewa-menyewa lahan di Second Life.
Walaupun masih beraktivitas di sana, namun saya memindahkan pusat aktivitas saya ke OSGrid dengan menggunakan server saya sendiri. Sehingga saat ini saya memiliki tiga region besar di OSGrid.
Region-region ini saya jadikan area untuk menghidupkan dongeng-dongeng yang saya buat di dunia nyata, pengunjung bisa membaca dongeng sambil menjalankan avatarnya di alam yang seperti isi dongeng tersebut, menarik kan? Dunia ini saya beri nama Imagiland.
Inilah sekilas tentang sepak terjang saya di dunia metaverse. Lalu, apakah saya harus memberi makan avatar saya? Tidak, avatar di metaverse berbeda dengan avatar games semacam The Sims dimana avatarnya harus diberi makan, jika tidak maka avatarnya akan mati. Avatar di metaverse dibiarkan saja bertahun-tahun tidak akan berubah bentuk.
Bagaimana manfaat metaverse untuk pendidikan?
Dari segala penyebutan “metaverse” yang saat ini menjadi trend karena NFT, ternyata ada juga manfaat metaverse ini untuk pendidikan. Pengembangan dunia metaverse untuk pendidikan sudah banyak dilakukan di berbagai negara, untuk berbagai keperluan juga.
Selain memanfaatkan pengalaman belajar yang lebih imersif, juga banyak dimanfaatkan untuk melakukan penelitian perilaku belajar, meeting dengan rekan-rekan pengajar seluruh dunia, bahkan pameran dan konferensi pendidikan seperti yang dilakukan VWBPE (Virtual Worlds Best Pratices in Education).
Saat ini di Indonesia lahir sekolah metaverse Suluh Bangsa Mulia. Sekolah ini ternyata memanfaatkan pengalaman user yang mengakses metaverse untuk pengalaman pendidikan yang lebih imersif sehingga anak bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik dan menyenangkan.