Abstrak
 Situs Warungboto berada di perbatasan antara Kelurahan Rejawinangun, Kecamatan Kotagede dan Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharja, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs Warungboto sangat cocok untuk berfoto karena tempatnya yang bagus yang seakan-akan membawa kita ke masa lalu pada saat situs ini ketika masih dipergunakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasanya perlu adanya kerja sama antara semua pihak untuk memperkenalkan situs warungboto kepada wisatawan agar mereka mau mengunjungi situ warungboto.
Kata kunci: wisata, situs Warungboto, sejarah
PendahuluanÂ
    Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai aneka ragam destinasi wisata populer di kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Hal tersebut didukung dengan perkembangan kunjungan wisatawan Kota Yogyakarta yang terus meningkat beberapa tahun terakhir.Â
Total 5.229.298 kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara pada tahun 2017 sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 5.689.091 wisatawan (Tim Penyusun Dinas Pariwisata DIY, 2018). Dari meningkatnya perkembangan wisatawan tersebut tidak menutup kemungkinan untuk bertambah beberapa tahun ke depannya dan akan berdampak positif ke perekonomian dan berbagai bidang lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta itu sendiri.
   Wisata sejarah menjadi salah satu pilihan para wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta, mulai dari kraton, candi, museum, dan taman budaya. Situs Warungboto merupakan salah satu pilihan destinasi sejarah dengan jumlah pengunjung mencapai 13.045 selama tahun 2019 berdasarkan data yang didapatkan dari narasumber. Situs ini sendiri berlokasi di sebelah timur pusat Kota Yogyakarta, lebih tepatnya berada di sisi selatan Kebun Binatang Gembira Loka. Dengan lokasi yang cukup strategis tersebut membuat kawasan ini menjadi salah satu pilihan destinasi sejarah para wisatawan.
Bagian Inti
Bangunan Warungboto pada zaman dahulu adalah sebuah Pesanggrahan Rejowinangun. Pesaggrahan saat ini lebih terkenal dengan nama situs warungboto yang merupakan sebuah situs bersejarah dari abad ke-18. Pesaggrahan raja dan keluarga, yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono II sejak ia masih menjadi seorang pangeran dengan nama Pangeran Rejakusuma dahulunya adalah Situs Warungboto. Bangunan Pesanggrahan Rejawinangun merupakan sebuah banteng pertahanan dari sisi timur Keraton Yogyakarta dan juga sebagai tempat beristirahatÂ
 Dilokasi dalam pesaggrahan terdapat kolam pemandian sebagai sarana untuk bebersih keluarga kerajaan, yang di dalamnya terdapat sebuah "TUK" atau mata air. Pemandian untuk raja dan keluarga adalah air yang keluar dari Tuk tersebut yang tampung di kolam. tetapi kini mata air yang keluar sudah tidak mengalir dan kolam menjadi kering.Â
Sebutan pesanggrahan berawal dari adanya TUK atau mata air. Banyak orang yang menyebutnya Rejawangi yaitu"Tuk Umbul" Tuk Umbul yang terletak di wilayah administrative Warungboto maka bangunan tersebut disebut sebagai Situs Warungboto. Bangunan pesanggrahan Rejawinangun ini pada awalnya dibangun menggunakan batu bata dan tanpa membutuhkan struktur kayu sama sekali. Pesanggrahan Rejawinangun ini memiliki khas bangunan tua yang uniknya masih tersisa sampai sekarang yaitu memiliki dinding yang sangat tebal
 Situs Warungboto mengalami kerusakan dan beberapa struktur bangunan runtuh akibat bencana alam yang melanda di Yogyakarta pada tanggal 26 Mei 2006, yaitu gempa namun kemudian situs ini direvitalisasi hingga kemudian menjadi sebuah tempat wisata yang dibuka untuk kunjungan publik.Â
 Situs ini sudah mulai banyak dikunjungi setelah dilakukan revitalisasi pada tahun 2015 sampai Desember 2016, Wisatawan sangat berantusias untuk dating karena Situs Warungboto memang menarik perhatian dan memiliki sebuah arsitektur bangunan yang sangat unik dan menarik. Bangunan Pesanggrahan Rejawinangun ini berada di sisi timur Sungai Gajah Wong, dengan ditandai bangunan Gapura Manuk Beri. Pesanggrahan yang memiliki banyak ruang dibuat oleh Sri Sultan Hamengku Bowono II.Â
Namun karena tergerus zaman dan waktu, bangunan yang berada di sisi timur tergusur oleh pemukiman penduduk dan menyisakan bangunan yang berada di sisi barat Sungai Gajah Wong yang masih dilestarikan sampai sekarang.Â
Semenjak dibuka untuk umum, Badan Pelestari Cagar Budaya atau BPCB DIY mengelola dan menjaga situs bersejarah ini dengan maksimal mungkin sehingga wisatawan yang datang bisa mendapatkan informasi yang membantu untuk mengetahui sejarah Situs Warungboto.
  Keberadaan Situs Warungboto inilah yang menjadi destinasi wisata di Kelurahan Warungboto dan merupakan titik ungkit dari kegiatan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar yang kemudian terbentuklah sebuah kelompok jaringan pariwisata yaitu Kampung Wisata Warungboto denganl nama KAMPUNG WARTO WISATA WARUNGBOTO
KesimpulanÂ
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, untuk menjawab perihal dalam rumusan masalah maka dapat ditarik kesimpulan: Informasi dan edukasi sejarah dapat disampaikan dengan cara membuat aplikasi yang bermanfaat kepada pengunjung terkait situs sejarah yang berada di sekitar Kraton Yogyakarta khususnya Situs Warungboto.
Dengan adanya Augmented Reality dapat memberikan visual model 3D Situs Warung Boto pada masa lampau beserta informasi mengenai bagian bangunan,sehingga pengunjung dapat membandingkan bangunan sebelum runtuh dengan sekarang secara langsung.Dari hasil pengujian yang dilakukan kepada dua responden yaitu arkeolog dan pengunjung, mendapatkan rata-rata persentase sebesar 83,4% dan 81,5% sehingga aplikasi dapat dikategorikan sangat layak untuk digunakan.Â
Daftar Pustaka
https://www.gudeg.net/direktori/7564/situs-warung-boto-yogyakarta.html.Â
http://wargajogja.net/seni-dan-budaya/situs-warungboto-destinasi-wisatabaru-yogyakarta.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H