B. Tujuan Belajar Menurut Aliran Belajar Behaviorisme.
Teori belajar behaviorisme dikembangkan dengan tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan erat dengan pendekatan praktis dalam pendidikan dan psikologi. Beberapa tujuan utama dari teori ini adalah:
- Memahami Hubungan Stimulus dan Respons: Tujuan utama adalah memahami bagaimana stimulus dari lingkungan dapat mempengaruhi respons atau perilaku individu, sehingga memungkinkan pengajar untuk mengendalikan dan mengarahkan perilaku tersebut.
- Membangun Perilaku yang Diinginkan: Melalui penerapan penguatan dan hukuman, teori belajar behaviorisme bertujuan untuk membantu dalam membentuk dan mempertahankan perilaku yang diinginkan.
- Mengukur Proses Pembelajaran: Salah satu tujuan penting lainnya adalah menyediakan alat untuk mengukur dan mengevaluasi proses pembelajaran berdasarkan perubahan perilaku yang dapat diamati.
- Menawarkan Pendekatan yang Terstruktur: Teori ini menawarkan pendekatan yang terstruktur dan sistematis dalam merancang strategi pembelajaran, sehingga membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif.
- Teori pembelajaran yang menyoroti transformasi perilaku siswa dikenal sebagai teori pembelajaran behavioristik. Teori ini mengadopsi pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada perilaku yang dapat diamati dan tidak bergantung pada kesadaran atau konstruksi mental. Salah satu karakteristik utama dari teori pembelajaran behavioristik adalah peran guru yang otoriter, bertindak sebagai agen indoktrinasi dan propaganda, serta mengatur respons perilaku.
Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mencapai perubahan perilaku siswa menuju yang lebih baik. Selain digunakan dalam memberikan poin pelanggaran aturan sekolah, teori belajar behavioristik juga diterapkan dalam proses pembelajaranini menganggap bahwa manusia bersifat pasif dan segala sesuatu bergantung pada stimulus yang diterima.
C. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Teori Belajar Behaviorisme.
Kaum behavioris menjelaskan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dimana penguatan dan penghargaan, serta hukuman menjadi stimulus untuk merangsang siswa dalam berperilaku. Para pendidik biasanya menggunakan teori behaviorisme untuk merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu.
1. Kekurangan teori belajar behaviorisme. Beberapa jenis kekurangan yang terdapat pada teori behavioristik, antara lain:
- Bahan ajar yang akan digunakan telah disusun terlebih dahulu.
- Tidak setiap materi pelajaran dapat menggunakan teori behavioristik.
- Â Dalam proses pembelajaran, peserta didik hanya sebagai pendengar dan penghapal dari apa yang peserta didik lihat dan dengar cara ini dianggap pembelajaran yang paling efektif.
- Pemberian punishment dimaksudkan untuk menertibkan dan memberikan rasa nyaman di kelas.
- Karena kedudukan pendidik/guru yang bersifat aktif sedangkan peserta didik bersifat pasif sehingga diperlukan penguatan (reinforcement) dari luar sehingga peran guru sangat dominan dalam pemberian penguatan.
- Karena peserta didik bersifat pasif tanpa dapat mengembangkan imajinasinya maka apabila mengalami kendala/permasalahan tanpa ada pendidik/guru mereka tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
- Teori belajar ini mengarahkan peserta didik untuk berpikir dalam satu arah saja, terpusat, tidak memiliki kreativitas, kontraproduktif dan mengarahkan peserta didik kepada individu yang bersifat pasif.
- Pembelajaran yang dilakukan dominan berpusat kepada pendidik/guru (teacher centered learning) bersifat spontan dan berorientasi hanya kepada hasil pembelajaran yang dapat diukur dan diamati.
- Akibat penerapan teori belajar ini maka peserta didik dalam proses belajar merasa tidak senang dan nyaman karena hanya berpusat kepada pendidik, keputusan pendidik obsolut, terjadinya komunikasi satu arah, pendidik memberi pelatihan, dan pendidik menentukan ruang lingkup kegiatan yang harus dipelajari peserta didik.
- Â Kritik terhadap teori behaviorisme sering kali menyoroti kekurangan dan kelemahannya dalam menjelaskan situasi belajar yang kompleks. Teori ini cenderung menyederhanakan masalah pendidikan dan belajar hanya pada interaksi stimulus dan respons, tanpa mampu mengatasi variasi atau penyimpangan yang terjadi dalam hubungan tersebut. Selain itu, teori behaviorisme juga kesulitan menjelaskan perbedaan tingkat emosi siswa meskipun mereka telah mengalami penguatan yang sama.
- Â Teori ini tidak bisa menjelaskan alasan mengapa dua anak dengan kemampuan dan pengalaman penguatan yang hampir sama menunjukkan perilaku yang berbeda terhadap materi pelajaran tertentu, bahkan dalam memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Dengan demikian, teori ini hanya mengakui hubungan stimulus dan respon yang dapat diamati, tanpa mempertimbangkan pengaruh pikiran atau perasaan yang menghubungkan elemen-elemen yang diamati tersebut.
- Teori behaviorisme juga condong mengarahkan siswa untuk berpikir secara linear, kurang produktif, dan kurang kreatif. Konsep teori ini menyatakan bahwa belajar adalah proses yang berfokus pada pencapaian tujuan tertentu atau mengarahkan siswa menuju target yang telah ditetapkan, menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal, banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Sedangkan kelebihan dan kekuatan memiliki kontribusi nyata untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. Kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan elemen penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Kedisiplinan dan tanggung jawab juga merupakan karakter manusia yang utama.Â
2. Kelebihan teori belajar behaviorisme
- Dengan menggunakan teori belajar bahavioristik dalam pembelajaran maka diperoleh beberapa kelebihan, antara lain:
- Memahirkan pendidik/guru untuk selalu bersikap teliti dan tanggap atas segala sesuatu yang terjadi didalam proses belajar.
- Didalam proses belajar mengajar, pendidik/guru tidak dibiasakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah sehingga peserta didik dibiasakan untuk melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Apabila peserta didik menemui kesulitan atau ketidaktahuan pada mata pelajaran yang sedang dipelajari maka dapat bertanya kepada pendidik/guru yang mengajar.
- Terbentuknya perilaku yang diharapkan pendidik/guru. Memberikan reinforcement (penguatan) dengan memberikan penghargaan kepada seseorang yang dianggap layak menerima atau tidak memberikan penghargaan kepada seseorang yang tidak layak.
- Dengan melakukan reinforcement positive (penguatan positif) berulang dan juga melakukan pelatihan yang terus menerus, dapat memaksimalkan talenta dan kepintaran peserta didik yang sudah terbentuk sebelumnya.
- Pendidik/guru telah menyusun bahan ajar secara berstruktur dari susunan yang paling sederhana hingga yang lebih komplit dengan membuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai dipecah kedalam bagian-bagian penting dengan terlihatnya kemampuan peserta didik menguasai keterampilan bidang tertentu dan muncul perilaku yang tidak berubah/konsisten dalam penguasaan bidang tertentu tersebut.
- Apabila response (tanggapan) yang diinginkan belum tampak maka dapat dilakukan penggantian stimulus (motivasi) yang sebelumnya dengan stimulus (motivasi) yang baru sampai response (tanggapan) yang diinginkan muncul.
- Teori behavioristik sangat proposional digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan praktik dan kerutinan yang memiliki komponen kelajuan, keserta-mertaan, dan stamina.
- Teori bahavioristik juga sangat proposional digunakan kepada peserta didik yang masih membutuhkan kontrol/dominasi dari pendidik/guru sehingga peserta didik diharapkan memiliki perilaku suka mencoba kembali, suka mencontoh, dan suka akan pemberian apresiasi yang diberikan secara lansung
- Keunggulan dan potensi memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk disiplin dan tanggung jawab. Disiplin dan tanggung jawab adalah aspek penting dalam proses belajar dan pembelajaran serta merupakan inti dari karakter manusia.
E. Penerapan Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran
Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar dengan pendekatan behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang harus dipahami oleh siswa.
Penerapan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran agar tercapai tujuan secara maksimal, ada dua hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu:
Menganalisis kemampuan awal dan karakteristik anak; agar anak memiliki sejumlah kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dasar, maka perlu kiranya agar dianalisis kemampuan awal dan karakteristiknya karena akan ada beberapa manfaat yang diperoleh guru jika melaksanakan hal tersebut, antara lain: