Beberapa resto yang belum tutup mulai menerapkan inovasi baru supaya tetap ada konsumen yang membeli kuliner mereka. Salah satunya dengan memberikan diskon atau potongan harga untuk para pembelinya.Â
Beberapa resto makanan cepat saji pun harus turun ke jalan dan berjualan di pinggir jalan demi tetap berlangsungnya resto mereka. Usaha saling mendukung pun dilakukan oleh salah satu resto cepat saji. Burger King melakukan aksi mendukung usaha kuliner lain melalu salah satu postingan di media sosial mereka, "Tidak pernah terpikirkan oleh kami untuk meminta Anda melakukan ini. Sama halnya tidak pernah terpikir bahwa kami akan menganjurkan Anda untuk memesan dari Flip Burger, Carl's Jr, Wendys, Klenger Burger, KFC, CFC, Domino's Pizza, Pizza Hut, Bakso Boejdang, Sate Khas Senayan, HokBen, J.Co, Ta Wan,Â
Sederhana, Warteg... atau gerai makanan independen lainnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu, dari restoran cepat saji ataupun tidak. Tidak pernah terpikirkan oleh kami untuk meminta Anda melakukan ini, tapi semua restoran yang memiliki beribu karyawan membutuhkan pertolongan Anda saat ini. Jika Anda ingin membantu, tetap manjakan diri Anda dengan makanan lezat melalui pesan antar, takeaway, dan drive-thru. Menikmati Whopper (burger) pilihan yang terbaik, namun memesan Big Mac juga tidak ada salahnya." Kolom komentarnya pun banjir akan pujian dari masyarakat akibat kepedulian mereka terhadap usaha lain.
Menurut saya pribadi, pandemi merupakan situasi yang serba sulit. Kesulitan tersebut berdampak pada berbagai sektor. Kesehatan menjadi sektor yang paling terdampak karena adanya pandemi ini. Kita sebagai manusia harus lebih ekstra dalam menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjangkit virus. Selain sektor kesehatan, masih banyak juga bidang yang terdampak, kuliner salah satunya. Banyak resto dan kedai kuliner yang tutup, tetapi tidak sedikit pula muncul inovasi baru di bidang kuliner.
Selain inovasi baru, sebagai seorang yang memiliki bisnis di duni kuliner tentu saja memahami bagaimana cara supaya usaha kuliner tetap bertahan. Berikut saya kutipkan beberapa cara supaya usaha kuliner bisa tetap berjalan, pertama yaitu menjaga stabilitas internal di masa pandemi. Sebagai seorang pengusaha hendak lah membuat internal campaign yang bisa bermanfaat bagi seluruh tim. Kedua dengan melakukan pivot produk. Pivot adalah sebuah aktivitas pengembangan bisnis dengan mengubah model bisnis itu sendiri, namun tetap berpijak pada visi bisnis itu sendiri. Misalnya dengan membuat drive thru menggunakan booth, sehingga konsumen tidak perlu turun dan masuk ketika ingin membeli makanan.
Bisa juga dengan menyiapkan paket-paket mudah, di mana orang yang naik mobil bisa langsung membeli. Kemudian, menjual produk yang siap untuk dimasak atau diolah di rumah. Perlu adanya inovasi baru, tetapi harus tetap sejalan dengan visi awal. Ketiga, Stay update. Selalu lakukan perbaikan setiap hari. Sering-seringlah berdiskusi dengan tim, apa permasalahan yang tengah dihadapi, mencari solusi bersama agar bisa melakukan penjualan yang lebih banyak lagi. Atau kamu juga bisa mengikuti berbagai sesi, seminar online, memperhatikan sosial media untuk membaca kebutuhan pasar dan lainnya.
Berdasarkan sumber yang saya baca, lonjakan terjadi pada usaha online. Dikutip dari detikFinance (28/4), lonjakan pertumbuhan bisnis e-commerce di tengah pandemi virus Corona diakui Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki. Ia mengatakan pedagang online melonjak 250% di e-commerce dengan produk andalan berupa produk kesehatan, Â tetapi produk makanan juga banyak diburu. Sudah sangat jelas bahwa berdasarkan data tersebut, usaha kuliner banyak menarik perhatian orang.
Berdasarkan data tersebut, peningkatan jual-beli online tidak hanya sebatas data saja, melainkan jika dilihat langsung hal tersebut nyata terjadi di masyarakat. Mari sejenak mengingat dan memerhatikan lingkungan sekitar. Apakah ada teman ada yang selama pandemi ini memulai usaha online? Apakah mereka menjual kuliner atau yang lain? Apakah Anda pernah ditawarkan untuk membeli dagangan mereka? Silakan dijawab masing-masing. Namun, jika melihat berdasarkan apa yang penulis alami, data tersebut memang lah valid. Banyak dari teman-teman saya yang semenjak pandemi mulai berjualan. Mulai dari kebutuhan primer hingga tersier. Dan benar saja, kuliner dan sesuatu hal mengenai kesehatan paling banyak ditawarkan kepada saya. Entah itu hanya sebagai pengisi waktu luang, atau memang benar-benar tertarik dan pandai melihat kebutuhan pasar.
Bagi saya pribadi yang merupakan seorang konsumen dan seseorang yang pernah bekerja paruh waktu di bidang kuliner, pandemi merubah segala sesuatu yang ada. Sebagai seorang konsumen, kita menjadi terbatas dalam memilih tempat dan menu yang akan kita makan. Salah sedikit saja, virus tersebut bisa saja menjangkiti diri sendiri.Â
Protokol kesehatan harus selalu di lakukan dimanapun dan kapanpun. Sedangkan bagi seorang pekerja, mempersiapkan pesanan orang tidak bisa seenaknya sendiri, perlu ekstra hati-hati dalam menyiapkannya. Mencuci tangan setiap saat sebelum dan sesudah berkontak dengan seseorang menjadi hal yang utama. Yang jelas, pandemi membawa sebuah kebiasaan yang baru dalam dunia kuliner dan perlu banyak penyesuaian dan usaha untuk melawannya.
Tidak perlu melakukan hal besar jika tidak mampu, cukup hal kecil yaitu mulai dari diri sendiri. Pertama tetap di Rumah Sebisa Mungkin. Meskipun tak memiliki gejala sakit, Anda harus tetap berhati-hati untuk melindungi orang lain. Lakukan physical distancing atau social distancing, dasarnya adalah untuk berjarak dengan orang lain setidaknya satu meter. Kedua, selalu cuci tangan dengan sabun, baik itu sebelum makan ataupun setelah melakukan aktivitas. Basahi tangan Anda dan gosok dengan sabun, berhati-hatilah di antara jari-jari Anda dan di bawah kuku Anda. Jangan gunakan tangan untuk menyentuh mata, hidung dan mulut Anda dengan tangan yang tidak dicuci. Mari melakukan apa yang kita bisa, membantu melawan pandemi supaya kita bisa menikmati berbagai macam kuliner lagi.