Pembangunan infra struktur terutama pembangunan jalan tol merupakan salah satu indikator ke berhasilan pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla. Dengan terbentangnya jalan tol itu, telah memudahkan hubungan transportasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain memudahkan transportasi ,jalan tol juga dipersepsikan sebagai simbol kemajuan sebuah negara.
Kalau kita ke Malaysia seperempat abad yang lalu ,maka penduduk negeri jiran itu sangat membanggakan terbentangnya jalan tol di negaranya mulai dari utara hingga ke Johor Bharu yang berbatasan dengan Singapura .
Menurut data ,sekarang ini panjang jalan tol di Malaysia berada pada angka sekitar 3.000 km. Memang pembangunan jalan tol di Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia .Tetapi pembangunan jalan tol pada masa pemerintahan Jokowi- JK layak juga dibanggakan .
Selama pemerintahan yang berusia empat tahun ini telah dibangun jalan tol sepanjang 671 km .Sementara bila dibandingkan dengan dimasa orde baru ,216 km jalan tol yang terbangun.Â
Walaupun pembangunan jalan tol merupakan kebanggaan untuk kita, tetapi lawan-lawan politik Jokowi ingin mendegradasinya dengan 2 alasan. Pertama, jalan tol hanyalah untuk kebutuhan para orang kaya atau yang memilik mobil pribadi .Sedangkan sebahagian besar rakyat belum membutuhkannya. Untuk alasan ini jugalah kita mendengar ungkapan, "rakyat tidak bisa makan jalan tol".
Kedua, jalan tol yang belum terlalu dibutuhkan itu justru dibangun dengan utang karena membangun infra struktur terutama jalan tol itulah maka hutang negara semakin meningkat .
Kaitan pembangunan jalan tol dengan peningkatan hutang juga dikemukakan oleh ekonom senior Kwik Kian Gie. Kwik adalah politisi PDI Perjuangan. Di masa Orba keberadaan PDI- P masih berada dibawah tekanan pemerintah.Â
Pada saat itu yang diakui pemerintah adalah PDI dibawah pimpinan Suryadi. Dalam kondisi yang demikian, Kwik menunjukkan sikap tegasnya mendukung Megawati. Tokoh yang jebolan Universitas Erasmus Huis ,Rotterdam Negeri Belanda ini juga dianggap ekonom yang punya integritas.
Menjelang terjadinya krisis moneter tahun 1998 ,kala itu Bank Dunia menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa performance perekonomian Indonesia cukup baik.Tetapi dengan sejumlah data dan argumentasi ,Kwik membantah laporan tersebut seraya mengatakan ,kita jangan terlena dengan pujian itu .Nyatanya memang performance perekonomian kita sedang anjlok dan kemudian terjadilah krisis moneter yang hampir membuat negara ini ambruk .
Ilustrasi tentang Kwik  ini perlu diberikan untuk menunjukkan bahwa ia adalah tokoh yang punya integritas dan pandangan pandangan nya tentang ekonomi juga punya dasar argumentasi yang kuat. Dalam posisinya yang demikian ,banyak kalangan yang menjadikan pandangannya sebagai rujukan. Sekarang ini Kwik menjadi Penasehat pada Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo- Sandiaga Uno.
Seperti dikutip dari Tempo.co ,20/12/2018, Kwik mengatakan keuangan negara era Jokowi terbebani Infrastuktur.
Selanjutnya ia menilai pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi telah membangun secara masif tapi tidak memperhitungkan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN dalam mendanai proyek tersebut .Akibatnya menurut ekonom senior itu ,keuangan negara semakin terbebani .
Kwik juga menilai pembangunan infra struktur ini juga terlihat main hantam saja tanpa memperhitungkan berbagai aspek.Ia mencontohkan pembangunan ruas jalan di Papua yang sangat bagus dan menelan biaya yang sangat besar tercatat hanya dilalui oleh kendaraan dalam jumlah sedikit ,sekitar 500 unit dalam sehari.
Ungkapan Kwik yang menyatakan akibat pembangunan yang tidak memperhitungkan kemampuan APBN itu tentu sangat nyambung dengan narasi yang dibangun oleh Sandiaga Uno.
Mantan Wakil Gubernur DKI itu beberapa kali mengungkapkan kalau Prabowo- Sandiaga yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden maka mereka akan membangun infrastruktur tanpa utang. Ia menegaskan pembangunan tanpa hutang itu maksudnya bukan membangun tol yang bersumber hutang  APBN .
Salah satu contoh yang dikemukakan mantan Wagub DKI itu ialah pembangunan jalan tol Cikopo - Palimanan ( Cipali) .Menurutnya jalan tol tersebut dibangun tanpa menggunakan hutang yang kemudian dipertegasnya tidak menggunakan hutang yang membebani APBN .
Pada poin inilah menurut saya ,tim Jokowi sangat layak untuk mengupasnya .Benarkah jalan tol tersebut dibangun tanpa hutang yang membebani APBN ? .Jadi persoalannya bukan hanya sebatas membantah bahwa jalan tol itu dibangun juga dengan hutang .Tetapi menjelaskan ke masyarakat siapa yang berhutang dan darimana sumber hutang itu .
Sepanjang yang dicermati, berdasarkan penjelasan Sandiaga, jalan tol Cipali itu dibangun dengan menggunakan dana dari konsorsium perbankan tetapi sama sekali tidak membebani APBN .
Hal tersebut penting dicermati dari sekarang karena saya meyakini pada salah satu debat capres nanti tema ini akan diangkat oleh kubu capres 02.
Salam Demokrasi!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI