Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Tinju Meja di Depan Ulama, Fakta atau Ilusi?

20 Desember 2018   05:00 Diperbarui: 20 Desember 2018   06:29 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adalah Usamah Hisyam mantan anggota Dewan Penasehat Persaudaraan Alumni ( PA) 212 yang menerbitkan tulisan di situs muslimobsesion .Tulisan yang bertajuk " Prabowo Marah Meninju Meja ,Para Ulama Terperangah" ,berkaitan dengan forum Dewan Penasehat PA 212 seminggu sebelum ijtima' ulama I.

Dalam tulisan itu ,Usamah juga menjelaskan alasannya mundur dari PA 212 .Namun perihal Prabowo meninju meja ,ditegaskannya bukan alasan utamanya mundur dari PA 212,

Detikcom,Selasa ,18/12/2018 telah menghubungi Usamah tentang tulisan itu dan ia menyatakan " Firmed saya yang menulis " .

Intisari tulisannya yang menyebut Prabowo meninju meja adalah sebagai berikut.

Waktu itu diselenggarakan forum Dewan Penasehat PA 212. Semua ketegangan bermula sesaat setelah isoma ( istirahat ,solat dan makan ) berakhir tepat pukul 19.30 WIB .Seluruh Penasehat PA 212 kembali ke ruang rapat .Tak lama berselang ,Prabowo Subianto masuk ke ruang rapat didampingi sejumlah Sekjend partai,seperti Ahmad Muzani ( Gerindra ) ,Eddy Soeparno ( PAN) ,dan Afriansyah Ferry Noor ( PBB).

Setelah Amien Rais mencabut skorsing rapat ,masih menurut cerita versi Usamah ,Amen mempersilakan Prabowo Subianto berbicara ,memberi penjelasan apa yang akan diperjuangkan bila didukung PA 212.Namun ,Usamah mengatakan ,reaksi Prabowo diluar dugaan dan menurutnya Prabowo meninju meja sampai lima kali.

Selanjutnya Usamah mengatakan ,diluar dugaan ,pada mukaddimah ,Prabowo bicara kencang .Dengan suara tinggi ia memprotes pihak pihak yang meragukan kualitas keislamannya ,ibadahnya ,kemampuannya mengaji dan menjadi Imam shalat .

Usamah menuturkan, " Yang sangat mengejutkan ,ia berbicara sambil meninju keras meja rapat di depannya ,sampai lima kali tinju ,sehingga para ulama dan tokoh yang hadir terperangah .Suasana menjadi tegang".

Sampai presentasi Prabowo selesai ,forum rembug Dewan Penasehat 212 itu pun tak pernah lagi membahas rekomendasi pencalonan Prabowo Subianto .Pertemuan malam itu seakan akan menjadi legitimasi bahwa PA 212 secara resmi merekomendasikan Prabowo Subianto.

Kalau dicermati , salah  satu poin penting dari cerita Usamah ini ialah dengan suasana tegang karena Prabowo meninju meja lima kali lah ,seolah olah telah diambil keputusan untuk merekomendasi Prabowo Subianto sebagai capres.

Menurutnya tak ada lagi musyawarah dan juga tidak ada voting .

Keterangan Usamah juga menyatakan ,sejumlah Ustadz dan tokoh pergerakan Islam yang dianggap akan memperjuangkan HRS dan akan menolak pencalonan Prabowo,tak memperoleh undangan sebagai sebagai peserta Ijtima' Ulama .

Pada akhir keterangannya Usamah mengatakan ," Itulah permainan politik tingkat tinggi panitia dengan menggunakan baju " Ijtima' Ulama ".

 Keterangan tersebut  memberi informasi kepada publik ,bahwa penetapan mantan Pangkostrad itu sebagai capres tidak dilakukan dengan cara cara yang demokratis ,malahan Ijtima' Ulama telah dirancang sedemikian rupa sebagai permainan politik tingkat tinggi .

Usamah Hisyam selain pernah menjadi anggota Dewan Penasehat PA 212 ,sampai sekarang masih menjabat sebagai Ketua Umum Parmusi ( Persaudaraan Muslim Indonesia ). 

Terhadap keterangan Usamah yang mengatakan Prabowo meninju meja lima kali itu telah mendapat bantahan dari beberapa pihak .

Kepala Divisi Hukum Front Pembela Islam ( FPI) Damai Hari Lubis dengan tegas menyanggah keterangan tersebut .Bahkan Damai menyatakan Usamah sedang berilusi.

Para petinggi Gerindra juga membantah keterangan mantan anggota Dewan Penasehat Alumni 212 itu.

Berkaitan dengan keterangan Usamah dan munculnya bantahan ,masih menimbulkan tanda tanya ,Prabowo meninju meja lima kali apakah fakta atau ilusi.

Salam Demokrasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun