Dengan demikian menjelang September 1965 di Indonesia ada 3 simpul kekuatan politik yakni : Sukarno,ABRI Â dan PKI.
Perseteruan politik antara ABRI dan PKI semakin meningkat terutama dengan adanya isu sakit nya Bung Karno.Apabila dengan sakitnya itu terjadi sesuatu pada Bung Karno maka konstelasi politik akan berubah.
Sebelum sesuatu terjadi pada Bung Karno maka menurut pandangan beberapa analis politik,Aidit berkesimpulan harus mendahului gerakan menyingkirkan beberapa orang pimpinan ABRI yang dinilai anti terhadap PKI.
Menurut pendapat analis itu yang kemudian sejalan dengan pandangan Pemerintah Orde Baru ,Aidit dengan mengandalkan dua orang staf khususnya yang misterius ,Sam dan Pono berhasil menggerakkan elemen yang ada di tubuh Resimen  Tjakrabirawa , menculik dan kemudian membunuh enam orang jenderal dan satu perwira pertama.
Setelah terjadi penculikan pada 30 September 1965,maka pada 1 Oktober 1965 ,Letnan Kolonel Untung salah seorang komandan batalion pada resimen Cakrawibawa mengumumkan terbentuknya Dewan Revolusi dan perbuatan yang demikian dianggap merupakan tindakan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.
Oleh  karena para petinggi Angkatan Darat telah diculik maka muncullah Mayor Jenderal Suharto,Pangkosrad mengambil alih situasi dan selanjutnya memimpin operasi menghancurkan kekuatan PKI yang melakukan kudeta itu.
Sesudah 53 tahun berlalu perbincangan maupun analisa  tentang tragedi berdarah itu masih terus berlangsung.
Perbincangan itu terjadi karena masih banyak tanda tanya terhadap kejadian itu.
Semuanya itu tentulah akan memperkaya pemahaman kesejarahan kita terhadap peristiwa kelam itu.
Salam Kebangsaan!