Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Spektrum Politik Menjelang Peristiwa G30 S/PKI

1 Oktober 2018   07:30 Diperbarui: 1 Oktober 2018   12:22 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putra Sang Fajar itu kemudian secara politik membagi dunia ini dalam dua kekuatan besar yang dinamakannya Old Estabilished Forces ( Oldefos ) yakni negara negara yang sudah mapan dan yang berpaham kolonialis -imperilalis.Dalam pandangan Bung Karno negara negara ini masih terus berkutat untuk menguasai negara negara yang baru merdeka.Untuk mencapai tujuannya Negara negara Oldefos ini menggunakan berbagai lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa dan juga Komite Olimpiade Internasional.

Untuk mengimbanginya, Sukarno menggagas adanya perhimpunan negara negara yang anti imperialis- kolonialis yang disebutnya New Emerging Forces ( Nefos).

Presiden RI kelahiran 6 Juni 1901 itu kemudisn mewujudkan gagasannya itu dengan menyelenggarakan Ganefo ( Games of New Emerging Forces ) di Jakarta tahun 1963.Pesta olahraga ini dimaksudkan untuk mengimbangi Olimpiade.

Kemudian untuk mengimbangi PBB yang dikuasai kekuatan imperialis - kolonialis itu ,Bung Karno menggagas adanya Conference of New Emerging Forces ( Conefo).

Kemarahan Pemimpin Besar Revolusi kepada PBB memuncak ketika badan internasional itu memilih dan menjadikan Malaysia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB.Terhadap tindakan PBB yang demikian ,pada Januari 1965 ,Presiden Sukarno menyatakan Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa.

Dengan keluarnya Indonesia dari PBB ,Sukarno semakin memusatkan perhatiannya untuk melaksanakan Conefo di Jakarta.

Pembangunan gedung baru yang megah untuk itu telah mulai dilaksanakan dan gedung itulah yang kemudian sekarang menjadi gedung MPR/ DPR yang ada di Senayan.

Tentulah sikap perlawanan Sukarno terhadap kekuatan internasional yang demikian sangat tidak disenangi oleh negara negara oldefos itu yang juga disebut negara negara barat.

Seperti diketahui ,negara barat terutama Amerika Serikat membagi negara negara menjadi dua kelompok besar yaitu negara negara yang berada dibawah pengaruhnya dan negara negara lain yang berada dibawah pengaruh Uni Sovyet-Republik Rakyat Cina ( RRC).

Dalam pandangan mereka Indonesia dibawah kepemimpinan Sukarno sudah sangat jauh berada dalam pengaruh kedua negara itu terutama dalam pengaruh RRC.

Oleh karena kedekatan Sukarno dengan Peking ( sekarang ditulis Beijing) maka posisi politik PKI dibawah pimpinan DN Aidit juga semakin menguat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun