Pada pertemuan yang berlangsung Selasa,25/9/2018 bertempat di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan itu ,Tim Advokasi GNPF Ulama mengadukan tindakan intimidasi yang dialami oleh Habib Rizieq selama berada di Saudi Arabia.
Berdasarkan keterangan Nasrulloh Nasution ,anggota tim advokasi GNPF -Ulama ada beberapa poin yang mereka sampaikan.
Pertama,setelah Polri menerbitkan Surat Perintah Penyidikan Penghentian Penyidikan ( SP3) atas kasus dugaan penistaan Pancasila dan kasus dugaan chat mesum dengan Firza Husein,Rizieq merasa gerak geriknya dipantau;
Kedua,situasi dinilai semakin parah setelah Rizieq bertemu dengan Prabowo Subianto dan Amien Rais;
Ketiga ,Rizieq sempat dilarang pergi ke Malaysia oleh otoritas setempat dan dilarang meninggalkan Saudi Arabia;
Keempat,Rizieq sempat diinterogasi selama empat jam saat berkegiatan di Saudi Arabia ,namun tidak disebutkan siapa yang menginterogasi tersebut.
Berkaitan dengan hal hal yang dialami Rizieq di Saudi itulah Tim Advokasi GNPF- Ulama datang menemui Fadli Zon untuk menyampaikan pengaduan dan permohonan perlindungan terhadap Rizieq sebagai warga negara Indonesia yang sekarang berada di Saudi Arabia.
Tim Advokasi juga meminta Fadli Zon memanggil Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ,Kepala BIN Budi Gunawan dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk memperjelas tindakan diskriminatif yang dialami Rizieq Shihab.
Terhadap hal hal yang disampaikan Tim Advokasi itu ada beberapa hal yang layak dicermati. Yang punya kewenangan untuk mencekal Rizieq hanyalah Pemerintah Saudi Arabia.
Pertanyaan yang muncul, mengapa otoritas Saudi mencekal Rizieq ketika akan berangkat ke Malaysia? Tentu ada pertimbangan pertimbangan khusus tentang hal tersebut.
Rizieq bukanlah warga Saudi karenanya kurang tepat otoritas kerajaan melarangnya meninggalkan negara yang kaya itu terlebih lebih disebut kunjungan nya ke negara jiran itu untuk menyelesaikan pendidikannya.
Hal yang paling logis tentang alasan mencekal itu apabila dari Malaysia, Rizieq akan kembali ke Saudi dan otoritas kerajaan tidak menghendaki hal yang demikian.
Seperti yang dikemukakan Nasrulloh Nasution,Rizieq merasa gerak geriknya dipantau dan suasana dinilai semakin parah sesudah Rizieq ketemu Amin Rais dan Prabowo Subianto.