Walaupun sudah menyatakan menolak tetapi banyak tokoh dan kalangan yang terus mendesaknya untuk maju tetapi langsung terlihat juga keinginan tersebut juga didorong oleh keinginan untuk ganti Jokowi. Banyak kalangan yang berpendapat popularitas dai yang sekarang bermukim di Riau itu akan dapat menghempang laju Jokowi pada pilpres nanti.
Dari sisi yang demikian tidak salah juga kalau menarik kesimpulan bahwa popularitas dai kondang itulah yang akan digunakan untuk menahan laju Jokowi. Bahwa UAS populer karena ia ulama dan dai ya tetapi direkomendasikan nya namanya bukan semata mata karena keulamaannya.
Hal ini kemudian dibuktikan oleh pilihan parpol pengusung Prabowo yang menyepakati Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo dan bukan Salim Segaf Al-Jufri, seorang ulama yang namanya juga direkomendasi oleh Ijtimak Ulama.
Demikianlah pada akhirnya UAS lebih memilih jalur dakwah ketimbang masuk dan terjun dalam ranah politik yang kata banyak orang merupakan "ruang abu abu" yang sangat berbeda dengan warna yang muncul pada kegiatan dakwah.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H