Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

PR untuk Kubu Jokowi, Para Kiai Tetap Menginginkan Cak Imin sebagai Cawapres

5 Agustus 2018   13:36 Diperbarui: 5 Agustus 2018   13:47 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Senin,23 Juli 2018 ,bertempat di Istana Bogor ,Jokowi ketemu 6 orang Ketua Umum Parpol pengusung yakni ,Megawati Soekarnoputri( PDIP), Airlangga Hartarto ( Golkar), Surya Paloh ( Nasdem ), Osman Sapta Odang ( Hanura), Romahurmuzij ( PPP) dan Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin ( PKB).

Keenam Ketua Umum Parpol telah menyepakati sebuah nama sebagai pendamping Jokowi pada pilpres nanti.
Publik belum diberitahu siapa nama tokoh yang disepakati itu karena hal tersebut akan diumumkan langsung oleh Jokowi pada saat yang tepat.

Seperti yang diketahui ,selama ini yang paling kepingin jadi wakilnya presiden petahana itu ialah Muhaimin Iskandar.

Tetapi patut diduga ,nama yang disepakati di Istana Bogor itu bukanlah Cak Imin.Karena bukan Ketua Umum PKB itu yang disepakati ,muncullah pernyataan  Wakil Sekjend PKB Jazilul Fawaid yang menyatakan ,partainya bisa saja tidak akan mendukung presiden petahana itu apabila para kiai tidak merestuinya.Oleh Jazilul dinyatakan ,keinginan agar Cak Imin sebagai cawapres justru berasal dari para kiai.Artinya ,mandat untuk Ketua Umum PKB itu berasal dari para kiai.Karenanya kalau  tidak Cak Imin yang digandeng 

Jokowi ,bisa saja para kiai meminta PKB untuk menarik dukungannya ke Jokowi.
Demikianlah pada Sabtu malam,4 Agustus 2018 ,bertempat di kantor Pengurus  Besar NU di Jakarta ,telah berkumpul para kiai untuk membicarakan posisi Cak Imin pada pilpres nanti.

Kompas.com ,5/8/2018 memberitakan ,Ketua PB NU ,Marsudi Suhud menyatakan ,para kiai yang bertemu di kantor PB NU itu ,mendukung Ketua Umum PKB ,Muhaimin Iskandar menjadi cawapres Joko Widodo pada pilpres 2019." Ini aspirasinya beliau beliau ,para kiai ,pengurus pengurus pondok pesantren yang tersebar seantero Indonesia " ,ujar Marsudi.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rois Syuriah PW NU Jawa Timur Anwar Iskandar melalui siaran persnya.Anwar menyatakan ,akan menindak lanjuti aspirasi alim ulama ini untuk dimusyawarahkan dengan PBNU sehingga menjadi bagian aspirasi warga NU.
Terhadap aspirasi para kiai ini belum diketahui respons Jokowi dan parpol pengusungnya.

Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu dicermati.
Apabila Jokowi dan parpol pengusung menerima permintaan para kiai ini tentu tidak ada masalah untuk para kiai.Tetapi apakah hal ini mungkin disetujui oleh parpol pengusung mengingat pada pertemuan di Istana Bogor telah disepakati sebuah nama.Bersediakah para parpol mengobah kesepakatan mereka di Istana Bogor itu?.

Selanjutnya apabila parpol pengusung tidak berkenan menerima usulan para kiai lalu apa sikap para kiai?.
Kemungkinan para kiai memaklumi sikap parpol pengusung dan tetap " memerintahkan " Cak Imin / PKB tetap mendukung Jokowi dan pasangannya.

Tetapi bisa juga para kiai memberi arahan kepada PKB untuk menarik dukungannya terhadap sosok yang diusung partai itu pada pilpres 2014.

Sesungguhnya kalau hanya dari sisi dukungan politik ,andainya PKB tarik diri pun ,tidak terlalu memberi pengaruh untuk Jokowi karena kekuatan  5 parpol lagi sudah lebih dari cukup untuk mendaptarkannya ke KPU Pusat.
Tetapi persoalannya tidak hanya sebatas PKB ikut mengusung atau mendaptarkan ke KPU.
Seperti yang kita cermati ,lawan Jokowi pada pilpres 2019 adalah Prabowo Subianto.

Parpol yang telah menyatakan dukungan pada mantan Pangkostrad ini ialah Gerindra dan Demokrat.Sementara dua parpol lainnya PKS dan PAN belum diketahui sikap akhirnya. PKS akan mengusung Ketua Umum Gerindra itu apabila cawapresnya berasal dari PKS dan lebih spesifik merujuk kepada sosok Salim Segaf Al- Jufri ,Ketua Majelis Syuro PKS yang juga telah direkomendasi oleh Ijtimak 

Ulama yang disenggarakan Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama ( GNPF-U)yang diketuai Jusuf Martak.GNPF - U adalah sebuah organisasi yang berada dibawah pengaruh kuat Habib Rizieq Shihab ,Imam Besar FPI yang telah berhasil menggerakkan Aksi Aksi Bela Islam pada proses pilkada DKI.

Sebagaimana diketahui selain Salim Segaf Al- Jufri ada seorang tokoh lagi yang direkomendasi Ijtimak Ulama yakni dai kondang yang tengah populer sekarang ini ,Ustadz Abdul Somad( UAS).Dai Kondang asal Sungai Silo Asahan Sumatera Utara ini telah menyatakan sikapnya menolak dicalonkan sebagai pendamping Prabowo.Namun walaupun ia menolak tetapi ditegaskannya akan ikut berkampanye untuk memenangkan pasangan Prabowo-Salim Segaf Al- Jufri.

Kalau nantinya Prabowo memilih Ketua Majelis Syuro PKS itu maka dapat diperkirakan pertarungan atau kampanye pada pilpres nanti akan sarat dengan sentimen agama khusus nya Islam.Akan muncul dalil dalil yang berlandaskan Islam yang kesemuanya bermuara kepada ajakan agar Ummat Islam memilih pasangan Prabowo-Salim Segaf.

Kalau hal yang demikian yang muncul maka Jokowi menjadi butuh wakilnya seorang tokoh yang dianggap representasi ummat Islam dan yang berlatar belakang Nahdliyin.Hal ini penting agar mampu mengimbangi manuver dakwah politik yang akan digelar oleh kubu Prabowo.

Kalau lah nanti kubu Jokowi tidak memilih Cak Imin dan kemudian para kiai ( NU) tidak mendukung mantan Gubernur DKI itu ,diperkirakan Jokowi dan kubunya akan kewalahan juga menghadapi issu politik yang dikemas melalui sentimen keislaman.Dengan skenario yang demikian maka kubu Jokowi perlu mempertimbangkan dengan cermat usulan para kiai NU yang tetap menginginkan 

Cak Imin sebagai cawapres.
Tetapi andainya Prabowo memilih AHY sebagai cawapres keadaannya bisa berbeda.
 Apabila Prabowo memilih Kordinator Kogasma Partai Demokrat itu sebagai cawapresnya ,kuat dugaaan PKS akan abstain dan alumni 212 serta UAS juga tidak akan all out memperjuangkan Prabowo dan pasangannya.

Hal hal yang demikianlah menurut saya yang menjadi Pekerjaan Rumah ( PR) mendesak  untuk kubu Jokowi ,mengingat terhitung dari sekarang ,batas akhir pendaptaran di KPU tinggal lima hari lagi.
Demikianlah  analisa amatiran berkaitan dengan posisi Cak Imin pada pilpres nanti.

Salam Demokrasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun