Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kalau PAN dan PKS Belum Sepakat, Mungkinkah Prabowo akan Meninggalkannya?

4 Agustus 2018   06:11 Diperbarui: 4 Agustus 2018   08:52 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Baru  baru ini PA 212 mengirim surat ke PAN yang isinya mengingatkan partai koalisi wajib mengikuti hasil Ijtimak Ulama yang telah merekomendasi dua nama sebagai cawapres.

Terhadap surat ini, Sekjend PAN, Edy Suparno mengatakan sejak awal partainya menghormati rekomendasi ijtimak ulama. Rekomendasi itu akan dijadikan bahan pertimbangan bagi partainya dalam menentukan arah politik pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN pada 6-7 Agustus 2018.

Selanjutnya ia menegaskan setiap partai politik mempunyai mekanisme internalnya masing masing dalam menentukan sikap politik.
Ada 2 hal yang layak diperhatikan berkaitan dengan penjelasan Sekjend PAN ini.

Pertama, belum tentu partainya akan mengikuti rekomendasi ijtimak ulama dan kedua, PAN baru akan menentukan sikapnya tentang cawapres paling cepat 7 Agustus. Mengingat pendaptaran paslon pada pilpres akan ditutup pada 10 Agustus maka putusan Rakernas itu sudah sangat mepet dengan hari pendaptaran terakhir paslon. Kemudian ada lagi lagi pernyataan Edy Suparno yang menarik.

Sampai sekarang calon internal partainya masih Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN. Namun menurutnya terbuka peluang untuk calon yang berasal dari eksternal partai. Tokoh eksternal yang disiapkan PAN itu diluar empat nama yang disebut sebut belakangan ini. Artinya diluar nama Abdul Somad, AHY, Salim Segaf Al Jufri dan Anies Baswedan. Namun Sekjend PAN itu belum mengungkapkan nama dimaksud.

Selanjutnya, Amien Rais, pendiri dan Ketua Dewan Kehormatan PAN kelihatannya punya kecenderungan mengikuti hasil ijtimak ulama dan lebih cenderung memilih Ustadz Abdul Somad ketimbang Salim Segaf Al Jufri. Berikutnya kita melihat PKS tetap masih bersikukuh agar yang dipilih Prabowo sebagai cawapres adalah Ketua Dewan Syuro partainya.

Alasan yang dikemukakan karena tokoh ini termasuk nama yang direkomendasi Ijtimak Ulama  dan satu diantara sembilan kader PKS yang telah diputuskan Majelis Syuro  untuk mendampingi Prabowo.

Beberapa petinggi PKS juga sudah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan partainya akan abstain pada pilpres apabila yang dipilih Prabowo sebagai wakilnya bukan berasal dari partainya.

Melirik sikap PAN dan PKS yang demikian serta mengingat dari sekarang ke tanggal 10 Agustus hanya tinggal enam hari lagi maka tentunya Gerindra diperkirakan harus membuat putusan yang cepat agar keadaan ketidak pastian tidak berlarut larut dan juga tidak terlalu mepet ke hari pendaptaran terakhir di KPU.

Mencermati hal yang demikian maka besar kemungkinan Prabowo akan mengambil  sikap memilih AHY sebagai wakilnya yang berarti menjalin koalisi hanya dengan Demokrat.Koalisi kedua parpol ini sudah memenuhi syarat untuk mengusung satu paslon pada pilpres.

Salam Demokrasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun