Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penolakan Terhadap Islam Nusantara, Murni Karena Alasan Agama Atau Politis?

1 Agustus 2018   12:41 Diperbarui: 1 Agustus 2018   13:04 3211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terhadap komentar miring dan keras yang diungkapkan saya menjadi bertanya ,apakah seperti ini esensi ukuhuwah Islamiyah itu?.
Seperti yang dikemukakan sebelumnya NU identik dengan Islam Nusantara,karenanya ketika seorang tokoh Islam mengkritik dengan sangat keras terhadap terminologi itu sesungguhnya ia juga telah menohok kehormatan ormas yang didirikan tahun 1926 itu.

Pernah dalam sebuah pertemuan organisasi ulama di Medan,seorang tokoh mengatakan ,kita juga akan bahas dan tolak Islam Nusantara seperti yang dilakukan oleh Majelis Ulama Sumbar.

Terhadap pernyataan tokoh ini ,sebahagian hadirin bertepuk tangan dan kemudian tokoh itu menyerukan takbir Allahu Akbar yang disambut dengan gegap gempita oleh sebahagian yang hadir. Saya tahu persis pada acara tersebut hadir juga tokoh tokoh NU.

Lalu saya bertanya lagi dalam hati seperti inikah perwujudan Ukhuwah Islamiyah itu? Sedalam itukah bencinya mereka terhadap NU? yang notabene sesama ummat Islam.

Saya kadang kadang menjadi ragu ,apakah para pengiritik Islam Nusantara itu telah paham betul tentang pengertian ini atau hanya terprovakasi dari pengertian Islam Nusantara yang sering diputar balikkan melalui perbincangan di media sosial.
Kritik terhadap Islam Nusantara menguat lagi setelah Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Sumatera Barat menyatakan sikap menolak Islam Nusantara.

Tentulah saya harus memberi rasa hormat terhadap MUI dibawah pimpinan Buya Gusrizal Gahazar itu. Andainya memang menurut MUI yang berkedudukan di Padang itu ada yang menyalah atau bertentangan secara fundamental dengan ajaran Islam ,tentunya lebih bijaksanalah mengadakan pertemuan terlebih dahulu dengan PB NU untuk tabayyun,mengklarifikasi tentang pemahaman mengenai Islam Nusantara.

Karena sesuatu yang disikapi atau diberi fatwa oleh MUI akan memberi pengaruh terhadap ummat Islam. Bahwa pada organisasi massa Islam yang tergabung dalam MUI tentu masih ada perbedaan pandangan tentang hukum Islam terutama yang berhubungan dengan fiqh.

MUI juga mengakui adanya perbedaan itu tetapi sepanjang perbedaan itu menyangkut hal hal furu' iyah( cabang ) masih dapat diterima.Yang ditolak adalah perbedaan tentang ketauhidan.

Menurut Zainul Tauhid,Wakil Ketua Umum MUI Pusat ,Islam Nusantara masih masuk dalam kategori furu'iyah artinya sesuatu yang masih ditoleransi.

Saya juga berpendapat hukum hukum fiqh yang dikategorikan furu' iyah hendaklah tidak dibicarakan lagi karena kalau hal yang demikian dikemukakan  lagi pada ummat, tentu bisa menimbulkan perpecahan.

Berkaitan dengan hal yang demikianlah kita berharap Islam Nusantara tidak menjadi penyebab konflik pada ummat karena terminolgi itu sendiri bukanlah untuk mengundang perpecahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun