Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penolakan Terhadap Islam Nusantara, Murni Karena Alasan Agama Atau Politis?

1 Agustus 2018   12:41 Diperbarui: 1 Agustus 2018   13:04 3211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesan yang demikian mengemuka karena melirik perbincangan di medsos dalam halmana terlihat adanya upaya pembentukan opini yang dilaksanakan secara massif. Berbagai alasan dikemukakan bahkan beberapa informasi yang menyesatkan juga disampaikan ke masyarakat.

Ada juga yang mengemukakan ,Islam Nusantara merupakan pengkotakan terhadap dunia Islam. NU maupun Islam Nusantara tidak pernah menginginkan adanya pengkotakan ummat Islam. Islam Nusantara juga tidak bermaksud untuk mengagung agungkan keindonesiaan sementara disisi  lain disebut menghina Arab.

Tuduhan menghina Arab ini sering juga digunakan oleh pihak tertentu untuk mendiskreditkan NU terutama Said Aqil Siroj sang Ketua Umum.

Mereka menyatakan, Said Aqil menghina Arab sedangkan Rasulullah Muhammad SAW adalah orang Arab, Al Qur' an diturunkan dalam bahasa Arab, para Habib turunan Rasul yang berdakwah di Indonesia adalah turunan Arab dan Islam masuk ke Indonesia juga dibawa oleh para pedagang Arab.

Kalau disimak, memang Said Aqil sering membandingkan kondisi negara negara Arab dengan Indonesia sekarang ini.Perlu digaris bawahi yang dibandingkannya adalah kondisi sekarang ini.

Ketua Umum PB NU itu acapkali mengungkapkan adanya konflik di Timur Tengah.Pertikaian itu bisa terjadi antara Syiah dengan Sunni atau juga sesama Sunni maupun sesama Syiah. Perselisihan antar sesama negara Arab juga mengemuka.

Dalam konteks yang demikianlah Said Aqil menyebut ,pada suasana konflik yang terjadi di Arab sekarang ini ,tetapi ummat Islam hidup rukun dan damai di negeri ini. Hubungan antara sesama ummat Islam berjalan dengan harmonis serta hubungan ummat Islam dengan pemeluk agama lainnya juga terpelihara dengan baik.

Dalam pandangan NU ,iklim yang damai itu terwujud karena berdialognya nilai nilai Islam dengan nilai nilai budaya yang ada di negeri ini.

Tentang Indonesia yang damai ini menarik untuk mencermati pernyataan seorang ulama Irak. Imam Besar Masjid Abdul Qodir Jailani di Baghdad, Irak, Anas Mahmoud Khalaf, memuji Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia .Anas menyebut Indonesia bisa menjadi model penerapan moderasi Islam.

Imam Besar Masjid Abdul Qodir Jailani itu juga menyatakan ,Islam tumbuh di Indonesia dengan situasi yang aman dan damai.Menurutnya kondisi itulah yang tidak dirasakan sebahagian negara di Timur Tengah.

"Ini yang tidak ada di negara negara lain ,disebagian negara Timur Tengah yang dirundung konflik .Kita temukan rasa aman dan damai disini ( yang) tidak kita  temukan disebagian negara yang terlibat konflik", ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun