Kelihatannya Jokowi sangat menyadari posisi politiknya di Jabar sehingga ia juga memusatkan perhatian nya terhadap provinsi itu.Berbagai program pembangunan strategis diluncurkan dan ia juga beberapa kali mengunjungi Jawa Barat. Kelihatannya upaya Jokowi itu membuahkan hasil karena hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan hal  yang demikian.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ,Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Presiden Joko Widodo di Jawa Barat teratas mengungguli nama Prabowo Subianto.
Hasil survei yang dirilis ,Rabu,6 Juni 2018 itu menyebut Presiden Joko Widodo memiliki elektabilitas 29,7 persen ,sementara Prabowo Subianto 17 persen dan Gatot Nurmantyo 2,1 persen.( Tribunnews,7/6/2018.
Setelah hasil hitung cepat pilgub Jawa Barat diumumkan ,para petinggi Gerindra dan PKS juga mengklaim ,keberhasilan Asyik juga disebabkan karena sebahagian pemilih Jawa Barat menginginkan 2019 Ganti Presiden. Tentulah untuk Tim Jokowi layak menganalisis ungkapan SMRC yang dihubungkan dengan hasil survei Indikator Politik.
Mengaitkan hal tersebut akan melahirkan pertanyaan, benarkah tingginya perolehan suara Asyik karena adanya keinginan yang kuat dari sebahagian pemilih Jabar untuk mengganti Jokowi atau karena ada faktor lain. Misalnya suara pemilih pendukung Jokowi pada pilgub Jabar justru terbagi pada Rindu,2D dan juga pada Hasanah.
Menganalisis hal ini perlu dilakukan agar dapat dirumuskan strategi berikutnya untuk memenangkan presiden petahana itu di Jabar.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H