Al Azhar adalah sebuah nama yang pasti melelekat di hati sebahagian besar Kaum Muslimin di negeri ini. Setiap tahunnya banyak sekali anak anak muda Muslim tamatan pesantren atau juga lulusan IAIN/ UIN yang ingin meneruskan studinya ke Unversitas terkemuka ini.Â
Universitas Al Azhar yang berkedudukan di Kairo Mesir ini didirikan pada tahun 970-972 dan pelajaran pertama di universitas ini dimulai pada Oktober 975.Dengan demikian usia perguruan tinggi ini sudah lebih dari 1.000 tahun. Saat ini misi utama Universitas Al Azhar antara lain adalah penyebaran agama dan budaya Islam.
Beberapa alumni Universitas Al Azhar yang cukup dikenal di negara kita ini antara lain,ahli tafsir terkemuka Prof DR M .Quraish Shihab,Prof KH Ibrahim Hosein,ahli fiqh terkemuka,KH Musthofa Bisri,Zainul Majdi atau yang sering disapa Tuan Guru Bajang,Gubernur Nusa Tenggara Barat ,Ustad Abdul Somad ,pendakwah yang sedang populer sekarang ini.Setahu  saya Gus Dur juga pernah menimba ilmu di universitas terkenal ini.
Dengan sejarahnya yang panjang serta ditopang oleh sumber daya manusianya yang berkualitas  maka Al Azhar telah tumbuh sebagai institusi yang sangat berwibawa dalam pandangan ummat Islam.
Masyarakat Muslim juga menjadi akrab dengan nama nama yang pernah menjadi pimpinan tertinggi Al Azhar seperti misalnya Syeikh Mahmud Saltout yang sangat terkenal di negeri kita ini pada tahun 70 an. Dengan kewibawaan yang dimilikinya itulah maka pandangan pandangan Grand Syeikh Al Azhar sering dijadikan rujukan oleh ummat Islam.
Sekarang ini Grand Syeikh Al-Azhar atau Syeikh Besar Al -Azhar dijabat oleh Prof DR Ahmad Muhammad Ath Thayib.Â
Secara umum fungsi utama Grand Syeikh adalah mengawasi Mesjid Al Azhar,eksistensi Universitas Al Azhar dan bertanggung jawab atas urusan agama resmi selain Mufti Besar Mesir. ( Sumber Wikipedia Bahasa Indonesia).
Pada tanggal 1 Mei 2018 yang lalu Grand Syeikh Al Azhar Prof DR Ahmad Muhammad Ath Thayib hadir di Istana Bogor dan memberi sambutan pada pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi ( KTT) Islam Moderat.
Pada acara yang dihadiri Presiden Jokowi itu ,Grand Syeikh dalam sambutannya menyatakan jangan tumbuh pemahaman Islam yang ekstrem. Dalam rangkaian kunjungannya di Indonesia,Syekh Besar Al Azhar itu juga berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat pada 2 Mei 2018.Â
Dalam pertemuannya dengan Ketua Umum Pengurus Besar NU,Prof DR Said  Aqil Siroj telah dibicarakan berbagai hal. Sejalan dengan keterangan Said Aqil Siroj ada 3 hal yang dinyatakan oleh Syekh Besar Al Azhar dalam pertemuan tersebut.
1). Tidak setuju agama menjadi alat politik
2) .Ummat Islam yang perang dengan sesama merupakan kebodohan
3).Menolak radikalisme dan politik
( detiknews,2 Mei 2018).